BUKUMASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK DALAM KELAS DAN SOLUSINYA di Tokopedia â Promo Pengguna Baru â Cicilan 0% â Kurir Instan.
AlternatifSolusi. MASALAH-masalah di atas merupakan masalah klasik yang harus dihadapi DJP setiap kali menerima banding/gugatan dari Wajib Pajak dalam proses penyelesaian sengketa pajak yang mengakibatkan banyaknya jumlah permohonan Wajib Pajak yang dikabulkan di Pengadilan Pajak. Oleh karena itu, DJP harus melakukan upaya-upaya yang
FenomenaStres Akademik dan Solusinya. 7 Mei 20217 Mei 2021 Adeed. P. TEMANGGUNG â Hamidulloh Ibda, Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Temanggung, Jawa Tengah memotret fenomena stres akademik akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang berkepanjangan selama masa pandemic
Hinggasaat mahasiswa KKN Unusa datang dan memberikan solusi atas masalah tersebut. Mahasiswa KKN kelompok 24 Unusa memberikan ide untuk mengolah pisang grade rendah menjadi keripik pisang siap makan lalu diberi label 'Keripike'. "Ya, Alhamdulilah, senang sekarang sudah ada solusinya untuk pisang reject yang tidak laku dijual. Ke depan saya
TRIBUNNEWSBOGORCOM - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University tergerak untuk membantu mengatasi permasalahan sampah di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kepada ibu-ibu warga RW 03 Cangkurawok Desa Babakan, mahasiswa KKN-T IPB University melaksanakan sosialisasi
poster pelestarian hewan dan tumbuhan yang mudah digambar. Oleh dr. Raehanul Bahraen Dosen FK UNRAM Mataram Berikut poin-poin kajian yang akan kami sampaikan di kajian MILLAH, Majsid Ulil Albab UII Yogyakarta, Sabtu 5 September 2015 Fase mahasiswa umumnya 1. Tahun pertama masih culun dan semangat belajar dan masih kangen dengan keluarga di rumah 2. Tahun kedua biasanya aktif organinasi atau mulai menikmati menjadi mahasiswa, mencari celah dan merasa âmerdekaâ sebagai mahasiswa kadang sudah move on dari keluarga di rumah atau bahkan âlupaâ dengan keluarga di rumah 3. Tahun ketiga jadi ketua dan pembesar organinasi atau bisa jadi puncak fase jenuh belajar 4. Tahun keempat dan seterusnya mulai mikirin skripsi atau nikah, lebih fokus yang mana, atau mulai menikmati status âmahasiwa abadiâ A. Masalah manajemen waktu Terkadang maaf âSok sibukâ. Terkadang waktu untuk belajar atau belajar agama kurang atau tidak ada padahal waktunya luang sebenarnya. Kalau waktu untuk jalan-jalan dan sosmed pasti ada Beberapa Solusi 1. Menyusun agenda dan tujuan jangkan panjang, menengah dan pendek Seorang muslim harus ada target, jika tidak hidup terkatung2 dan mengalir seperti Air, yang namanya air pasti mengalir âke bawahâ 2. Membuat agenda harian malamnya cukup dalam hati, jadi harus tahu besoknya rencananya kegiatan apa jam sekian saya kajian, jam sekian saya kuliah, jam sekian telpon orang tua, jam sekian bakti sosial, jam sekian kursus bahasa Inggris dan Arab, dan seterusnya 3. Tidak lupa membagi waktu untuk belajar agama. Belajar ilmu wajib saja minimal yaitu Tauhid, aqidah, fikh keseharian dan akhlak & adab Menyempatkan untuk berdakwah semampunya juga, karena dakwah itu menolonf agama Allah, Allah berjanji akan menolong hamba-Nya dunia dan akhirat, akan dipermudah urusan kita dan Allah tidak pernah menyelisihi janji-Nya termasuk mempermudah urusan kuliah B. Fase Kejenuhan belajar, terkadang masuk jurusan tidak sesuai keinginan sendiri dan IP nasakom nilai satu koma Beberapa Solusi 1. Berkumpul dan sering berteman dengan orang yang rajin dan semangat belajar, karena yang namanya semangat itu âmenularâ. Pandai-Pandai memilih teman 2. Membuat kelompok belajar tidak mesti resmi supaya saling mengingatkan teman bermain dan belajar âplay hard study hardâ 3. Mengingat kembali amanah orang tua. Orang tua yang menyayangi kita sangat ingin kita sukses dan bangga dengan anaknya Usia orang tua saat anaknya kuliah, yang dibanggakan atau menjadi bahan pembicaraan ketika ada acaraângumpul2âł adalah tentang anaknya, bukan lagi mengenai harta, jabatan dan pekerjaan betapa banyak orang tuanya hanya âtukangâ tetapi bersemangat dan menegakkan kepala di masyarakat karena anaknya sukses dan sebaliknya ada juga orang tua yang sukses, tetapi takut ikut acara2 karena khawatir ditanya tentang anaknya Fase mahasiswa adalah fase terbaik untuk âmembalasâ jasa orang tua yang tidak akan pernah bisa terbalaskan C. Lingkungan yang tidak kondusif, tempat kost yang kurang baik dari semua faktor istiqamah, faktor lingkungan dan teman yang PALING berpengaruh 1. Solusi terbaik adalah segera mencari lingkungan dan kos yang kondusif agama dan lingkungan belajar jika perlu pindah kos jika memang tidak stabil 2. Jika ada program wisma muslim lebih baik ikut, program wisma atau asrama yang baik untuk pengembangan diri dan sarana istiqamah beragama dan belajar pelajaran kampus 3. Mengikuti organinasi bermanfaat baik di kampus maupun luar kampus âJangan jadi anak kuliah doank, gak seruâ Melatih organinasi dan manajemen penting, sangat terasa dampaknya ketika bekerja, berkeluarga dan bermansyarakat hidup adalah managemen dan menyelesaikan solusi di kehidupan, bukan hanya menyelesaikan masalah soal di atas kertas D. Pergaulan bebas dan masalah cinta ini termasuk yang beraaat bagi mahasiswa Ketertarikan lawan jenis syahwat yang tinggi, lingkungan yang bebas tanpa pengawalan orang tua langsung, terutama para wanita yang mudah terpengaruh ârayuan dan romantikaâ kemudian menjadi korban Kuliah bisa berantakan karena pergaulan bebas dan masalah cinta Solusi 1. Menjaga diri dan meminimalkan pergaulam bebas dengan lawan jenis 2. Lingkungan yang baik 3. Tingkatkan saja kualitas diri, masalah jodoh akan datang sesuai dengan doa dan cerminan diri kita 4. Pacaran lebih banyak memberikan masalah mulai dari âbermain2 dalam khayalan perasaan, sakit hati diselingkuhi sampai gagal move-on lebih baik waktu itu kita gunakan untuk hal yang bermanfaat bagi manusia bakti sosial dan amal shalih E. Masalah keuangan/mengatur uang F. Skripsi macet G. Dll Silahkan datang ke kajiannya untuk mendengarkan lebih lanjut Semoga bermanfaaf Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta tercinta
Merasa malas belajar? Berpikir belajar itu gak penting? Berikut adalah pembahasan masalah dalam belajar dan tips yang bisa menjadi solusi kesulitan belajar. Halo Zenius fellow, ketemu lagi sama gue nih! Semoga lo semua belum bosen ya ngeliat foto gue ngejejer di Zenius Blog dalam tiga artikel terakhir P. Nah, dalam kesempatan kali ini gua mau nulis topik yang lo semua udah bisa tebak dari judul tulisan ini, yaitu masalah utama dalam belajar dan solusinya. Buat kalian para pembaca Zenius Blog yang sekarang ini masih menyandang status pelajar, rasa-rasanya âbelajarâ itu udah jadi makanan sehari-hari lo semua. Ya mau gimana lagi, sebagai manusia yang menyandang status sebagai pelajar, lingkungan lo otomatis menuntut lo untuk rajin belajar, dari mulai guru, orangtua, kakak, om-tante, kakek-nenek, dan sebagainya⌠âHayooo kamu belajar yang rajin sana! Jangan kebanyakan nonton si Lee Min-Ho atau Nabilah terus! Kalo nilai di sekolah kamu bagus, kan mama bisa banggain prestasi kamu pas arisan tetangga!â â Mama Haduuuh, ngomong sih gampang Maa⌠belum tau aja si mama kalo belajar baca nyerap ilmu itu gak semudah ngabisin makanan di balik tudung saji. Belajar apalagi belajar yang efektif itu emang gak mudah, ada buanyaak banget masalah dalam hambatannya. Dari mulai ngumpulin niat buat belajar aja udah jadi masalah tersendiri, belum lagi catetan gak lengkap, masalah lagi deh. Kadang baru mulai buka buku 2 halaman aja udah ngantuk iya, ngantuk juga kan masalah, terus kalo kita coba paksain baca tetep aja gak ngerti, coba dihafalin tapi gak masuk-masuk. Coba langsung ngulik latihan soal bingung harus mulai jawabnya dari mana. Akhirnya? ya nonton Lee min-hoo atau Nabilah lagi deh! Huahaha⌠Okay Guys cukup becanda garingnya, karena dalam artikel Zenius Blog kali ini gua mencoba untuk merangkum hal yang amat-sangat-serius sekali-banget. Yaitu âEnam masalah utama dalam belajar + beberapa tips atau referensiâ; yang moga-moga bisa jadi solusi yang pas buat lo. Artikel ini bisa mengubah cara pandang lo tentang cara belajar yang jauh lebih efektif dan juga menyenangkan. Sebetulnya sih, artikel kali ini bisa dibilang adalah bentuk ârangkumanâ kompilasi masalah-masalah utama dalam belajar yang udah pernah dibahas dengan cukup lengkap dan detail pada tulisan-tulisan Zenius Blog sebelumnya. Berikut adalah enam list masalah utama dalam belajar yang akan gua bahas Penyakit paling klise MALES!Belajar hanya untuk mengejar nilai akademisMenghakimi diri sendiri âGue kan emang bukan anak pinterâBenci sama mata pelajaran tertentuCara belajar yang salah Belajar = sibuk hafalin rumus, tahun, istilah, nama orang, dsbSemangat belajar yang nggak konsisten Okay, ada nggak di antara lo yang ngerasa salah satu, beberapa, atau malah semua dari keenam list di atas yang âWah, ini sih gue banget!â. Kalo ada, mungkin lo bisa coba langsung loncat aja ke masalah yang lo ngerasa âgue bangetâ itu. Soalnya, jujur aja nih ya, artikel ini emang lumayan panjang dari biasanya. Jadi, mungkin emang lebih efektif kalo lo bacanya lompat langsung ke permasalahan yang ngena sama gaya belajar lo. Tapi, buat lo yang emang ada waktu senggang lumayan lama, atau emang lagi bela-belain luangin waktu baca artikel Zenius, boleh banget kok lo baca artikel ini sampai tuntas. Gua jamin artikel ini akan mengubah cara pandang lo tentang cara belajar yang jauh lebih efektif dan juga menyenangkan, apalagi kalo lo juga luangin waktu buat ngecek link referensi artikel yg gua kasih di setiap list permasalahan. Okay, kita langsung aja mulai dengan pembahasan masalah utama dalam yang pertama 1. Penyakit Paling Klise MALES!2. Belajar Hanya untuk Mengejar Nilai Akademis3. Menghakimi Diri âGue kan Bukan Anak Pinterâ4. Benci sama Mata Pelajaran Tertentu5. Cara Belajar yang Salah6. Semangat Belajar yang Nggak Konsisten 1. Penyakit Paling Klise MALES! Males adalah penyakit paling klasik dalam belajar. Males Belajar! Nah, ini dia nih penyakit paling klasik yang udah menjangkiti umat manusia dari generasi ke generasi. Kadang atau seringnya penyakit yang satu ini kambuh mendadak tanpa kita duga-duga. Udah tau besok mau ulangan, tapi kok rasanya malesss banget buat buka buku, maleeess banget buat latihan soal, pokoknya males banget nyentuh pelajaran deh! Biasanya, guru atau orangtua dengan entengnya bilang âHayo jangan males belajar, mau jadi apa kamu kalo baru umur segini aja udah males??â. Yah, ngomong jangan malesâ sih gampang banget yee, tapi kalo penyakit ini udah menyerang, emang rasanya kok susah banget dilawan. Terus, kita harus gimana dong? Okay, yang jelas sih nasehat âJangan males belajarâ mau seberapa kali pun lo dengerin nggak akan bikin lo jadi nggak males lagi. Hal pertama yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah adalah identifikasi dulu masalahnya! Sekarang apa sih yang menyebabkan seseorang bisa males, atau lebih spesifiknya males belajar?? Kalo sekarang kita coba sama-sama mikir dalam konteks yang umum yah, apa sih yang membuat kita betul-betul Nggak niat melakukan sesuatu? Apa yang membuat kita nggak ada dorongan motivasi sama sekali untuk melakukan hal tersebut? Jawabannya bisa macem-macem, tapi menurut gua yang paling tepat adalah ya karena kegiatan tersebut kita anggap nggak menarik, nggak exciting, membosankan, nggak jelas tujuannya buat apa, dan sebagainya. Hal yang sama juga terjadi waktu kita males belajar. Kenapa kok rasanya berat banget buat buka buku pelajaran? Kenapa kok rasanya beban banget buat ngerjain tugas atau PR? Ya, karena lo menganggap belajar adalah sesuatu hal yang nggak menarik, belajar adalah sesuatu kegiatan yang membosankan, yang nggak jelas tujuannya buat apa, dsb. Pola pikir atau mindset dalem otak lo, itulah penyebab utama dari penyakit males. Nah, terus kalo kita udah tau sebabnya, abis itu gimana dong? Ya kita perbaiki langsung ke sumber masalahnya dong. Caranya dengan mengubah paradigma lo bahwa belajar itu sebetulnya bisa jadi suatu kegiatan yang enjoyable, yang bisa dinikmati, seru, mengasyikan, bikin penasaran, dan bahkan bisa bikin ketagihan! Ketika lo bisa mengubah cara pandang lo, belajar gak akan lagi jadi hal yang membebani lo, gak akan lagi jadi hal membosankan, bahkan lo gak perlu repot-repot mikirin gimana caranya supaya lo termotivasi belajar, karena belajar udah jadi hal yang menyenangkan. Masalahnya sekarang, gimana caranya mengubah paradigma kita tentang belajar, bahwa belajar itu bukan hal yang membosankan tapi justru menyenangkan? Emang bisa yah kita ngubah pola pikir gitu aja? Nah, khusus untuk pertanyaan ini, kita udah pernah bahas masalah ini secara lengkap banget sampai bener-bener tuntas di tulisan Zenius Blog sebelumnya. Gua saranin banget buat lo yang sangat bermasalah sama yang namanya MALES buat baca dua artikel di bawah ini Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 1 Apa Sih yang Membuat Kita Termotivasi? 2. Belajar Hanya untuk Mengejar Nilai Akademis Emang apa salahnya sih belajar untuk nilai akademis? Bukannya emang tujuan kita belajar itu cuma buat dapet nilai bagus, membanggakan orangtua, kuliah di tempat bergengsi, terus bisa gampang cari kerjaan yang bergaji besar, dan hidup bahagia selamanya?? Hehehe⌠hidup itu gak sesimpel itu, sebagaimana manfaat dari belajar juga gak sesempit hanya untuk mendapatkan nilai akademis yang bagus doang. Kenapa gua bilang kalo âBelajar hanya untuk ngejar nilaiâ adalah masalah utama dalam belajar? Karena nilai dari sebuah tujuan akan sangat berpengaruh pada bagaimana proses kita menjalaninya. Btw, lo pernah denger pepatah kuno yang udah ada turun temurun di kalangan pelajar Indonesia, bunyinya kurang lebih kayak gini âAnak yang nilainya selalu bagus biasanya akan kalah dalam hal kesuksesan karir, finansial, karya hidup, dan sebagainya dengan orang yang nilai waktu sekolahnya biasa-biasa aja.â Percaya atau nggak, menurut gue emang ada benernya juga sih walaupun gak selalu benar. Eit, tapi bukan maksudnya lo jadi nggak boleh rajin belajar yah... yang gua permasalahkan adalah Ketika lo belajar hanya untuk ngejar nilai akademis, lo akan selalu terpaku pada satu indikator yang seolah-olah paling bisa merefleksikan kesuksesan lo dalam proses belajar nilai akademis, padahal sebenernya bukan cuman itu indikator yang harus lo pikirin. Kalo lo cuma terpaku pada satu indikator doang cuman nilai dan prestasi akademis lo akan menutup banyak banget kesempatan dan peluang lain untuk belajar sesuatu yang jauh lebih berharga daripada sekedar nilai doang. Lo nggak akan belajar gimana serunya belajar tanpa perlu disuruh, tanpa mikir bakal keluar di ujian atau nggak, dan lo akan belajar hal yang manfaatnya akan jauh lebih melekat dalam diri lo sampai bertahun-tahun. Sekarang, lo coba deh iseng aja tanyain tutor-tutor Zenius di twitter, apakah waktu mereka SMA atau kuliah nilai akademisnya bersinar terang benderang sampai dinobatkan jadi siswa paling berprestasi?? Sejauh yang gua tau dari obrolan selewat sih, hampir semua tutor Zenius itu dulu nilai akademisnya biasa aja, nggak istimewa banget lah⌠tapi mereka menghabiskan masa sekolahnya untuk explore lebih banyak hal yang jauh lebih bermanfaat. Belajar memahami dunia lebih jauh, mengembangkan bakat, hobby, ngulik banyak hal yang gak dipelajari di sekolahnya, dan sebagainya. Itulah yang biasa gua bedakan antara studying dan learning, atau subjeknya belakangan ini sering gua sebut sebagai pelajar dan pembelajar. Anyway, buat lo yang masih ngerasa kalo belajar untuk nilai adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Apa bedanya studying dengan learning, atau apa bedanya pelajarâ dengan pembelajarâ. Gua saranin banget lo buat baca artikel lama Zenius Blog di bawah ini deh, dijamin artikelnya bakal menginspirasi lo Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 2 Belajar untuk Nilai atau untukâŚ? Download Aplikasi Zenius Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga! 3. Menghakimi Diri âGue kan Bukan Anak Pinterâ âAh gue kan emang bukan anak pinter, ya mau gimana lagi dong?â âGue sih emang dari dulu gak pinter hafalan, jadi ya gua males belajar Sejarah dan nilai gue selalu jelekâ âGue kan orangnya dominan otak kanan, jadi wajar dong kalo gue bego urusan itungan seperti pelajaran matematika?â Sikap menghakimi diri sendiri baca fixed mindset ini gua anggep sebagai salah satu masalah utama yang paling gawat dalam belajar. Ibaratnya belum juga bertarung, tapi udah kalah duluan. Dengan lo menghakimi diri lo sendiri, lo seolah-olah menjadikan hal tersebut excuse atau alesan untuk terima nasib gitu aja, dan gak berusaha bangkit untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik. Padahal sebetulnya, tanpa lo sadari, mindset seperti itu justru yang membatasi lo dalam belajar, berkembang, dan mengevaluasi diri untuk jadi individu yang lebih baik. Ditambah lagi, seringkali guru bahkan orangtua lo juga memberi afirmasi terhadap justifikasi ini, misalnya dengan mengatakan kalo anak IPA itu dominan otak kiri jadi lebih jago hitung-hitungan, sementara anak IPS itu lebih dominan otak kanan, jadi lebih jago hafalan. Jadilah lo percaya kalo lo dominan otak kiri sehingga gak akan mungkin bisa main musik, atau lo yang otak kanan gak mungkin jago matematika. Padahal sebetulnya, dikotomi otak kanan dan otak kiri itu informasi yang ngaco banget dan udah pernah dibahas di artikel sebelumnya oleh tutor biologi Zenius Kak Pras secara lengkap. Kalo gua perhatiin, ada banyak banget murid zenius yang terjebak dengan pola pikir ini selama bertahun-tahun dan baru sadar setelah kenal sama zenius. Apakah mungkin jangan-jangan lo juga termasuk salah satu yang terjebak dengan pola pikir fixed-mindset seperti ini? Kalo iya, ini bahaya banget dan harus lo atasi sesegera mungkin. Serius, sikap menghakimi diri sendiri ini adalah salah satu masalah utama dalam belajar yang secara gak sadar sangat mempengaruhi persepsi lo terhadap diri lo sendiri. Nah untungnya, Kak Fanny udah pernah ngebahas masalah yang satu ini dari sudut pandang ilmiah secara komplit dan keren banget di artikel Zenius Blog sebelumnya. Buat lo yang ngerasa suka menghakimi diri sendiri, gua saranin wajib banget deh baca dua artikel keren di bawah ini, dijamin nggak akan nyesel! Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 3 Iya, gue kan emang bukan anak pinter, terus gimana dong? 4. Benci sama Mata Pelajaran Tertentu Ada nggak sih pelajaran yang lo benci banget sampai-sampai lo muak sama pelajaran tersebut? Believe me, I know how does this feels bro,sist⌠Emang yee rasanya kalo udah benci sama pelajaran tertentu tuh nyesek banget. Boro-boro mau belajar atau ngerjain latihan soal, nyentuh bukunya aja udah males, dengerin suara langkah guru masuk kelas aja bawaannya udah ngantuk. Kalo ada tugas pasti pengen nyalin punya temen terus, kalo ulangan nyontek, kalo belajar selalu nunda-nunda terus, rasanya nyiksa banget buat maksain belajar. Nggak kerasa, rasa benci ini numpuk terus selama bertahun-tahun makin lama makin akut sampai lo bener-bener muak dan pengen cepet-cepet lulus SMA supaya nggak akan pernah ketemu lagi sama pelajaran tersebut. âYa tapi mau gimana lagi, kalau udah benci sama pelajaran tertentu terus harus gimana lagi dong? Kalau udah benci, emang bisa sayang?â Well, perasaan benci sama mata pelajaran tertentu kayak gini, emang salah satu masalah utama dalam belajar yang paling susah buat diatasi. Kenapa susah? karena lo harus melawan ego diri lo sendiri untuk keluar dari zona nyaman comfort-zone. Walaupun agak sulit, tapi bukan berarti hal ini nggak bisa dilakukan loh. So, please allow us to lift your burden⌠Seperti yang gua udah sebutin di atas, langkah pertama untuk mengatasi masalah adalah identifikasi dulu masalahnya, baru kita coba atasi masalah itu tepat di akar permasalahannya. Nah, hal yang menyebabkan lo bisa benci mata pelajaran tertentu itu ada banyak banget, bisa jadi sebetulnya karena lo nggak suka sama cara ngajar gurunya, atau mungkin cara belajar lo salah. Bisa juga karena dari kecil lo terus-terusan kena sugesti dari kakak, temen-temen atau orangtua kalo pelajaran anu itu susah banget prime effect. Bisa juga karena lo nggak bisa nangkep esensi yang menarik dibalik ilmu tersebut, dan lo gak tau apa sebetulnya apa alasan, tujuan, dan kenapa lo harus mempelajari hal itu. Lagi-lagi nih, untuk masalah yang satu ini, Kak Sasa udah pernah ngebahas panjang lebar dengan penjelasan yang enak banget di artikel Zenius Blog sebelumnya. Di artikel tersebut, lo bisa paham lebih detail tentang kondisi psikologis manusia dalam memandang kegiatan yang dia suka/nggak, sekaligus juga tentang gimana cara mengatasinya. Buat lo yang masih bermasalah dalam belajar karena lo benci sama mata pelajarannya, gua sangat menyarankan lo untuk baca artikel Kak Sasa berikut ini Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 4 Gimana cara mengatasi pelajaran yang dibenci? 5. Cara Belajar yang Salah Nah ini dia nih, masalah belajar yang paling ngenes di antara yang lain. Ada banyak siswa yang sebetulnya udah cukup rajin, punya semangat yang tinggi buat melawan kemalasan, tapi sayangnya dia menyalurkan waktu dan energinya buat belajar dengan cara yang salah. Lo pernah nggak sih ngerasa udah belajar mati-matian tapi kok ngerasa nggak dapet ilmu apa-apa? Udah belajar siang malem eh tapi nilai ujian jelek, begitu beres ujian, ilmunya lupa semua, begitu ditanya pertanyaan yang nggak ada di buku cetak atau catetan langsung blank nggak ngerti apa-apa. Yak, kalo misalnya lo pernah ngerasain kayak gitu, kemungkinan besar sih cara belajar lo yang keliru. Emang apa aja sih cara belajar yang keliru? Okay, coba gua kasih list-nya sedikit yah⌠Berikut di bawah ini adalah common mistakes yang banyak dilakukan para siswa Belum ngerti konsepnya secara mateng, tapi udah langsung nyoba latihan hanya pada 1â2 sumber, biasanya sih buku cetak dan hasil nyatet di kelas pas diterangin tipe soal yang dulu pernah ditanyain dalam ujian yang = Sibuk menghafal rumus, tahun, istilah, nama orang, dsb. Nah loh, ada nggak di antara lo yang kalo belajar tanpa sadar ngelakuin salah satu dari keempat point di atas? Atau malah keempatnya semua dilakuin tiap kali lo belajar? Kalo jawaban lo iya, berarti lo udah menghambur-hamburkan waktu dan energi lo selama ini dengan metode belajar yang salah. Cara belajar yang gua sebutin di atas, akan menyebabkan lo akan terus berorientasi pada nilai akademis dan ilmu yang lo dapet akan hilang tepat begitu kertas ujian lo kumpulkan. Kan sayang banget yah, kalo investasi waktu dan energi lo buat meras otak tapi hasilnya cuman segitu doang. Padahal kalo aja lo tau cara belajar yang tepat, dengan usaha yang kurang lebih sama, lo bakal dapet hasil yang jauh lebih optimal. Terus, gimana dong cara belajar yang bener? Emang ada yah cara belajar yang bisa bikin ilmu nempel terus nggak lupa-lupa? Kita di zenius sih punya beberapa resep belajar yang bener-bener bisa bikin ilmu melekat di otak nggak lepas-lepas, biasanya proses belajar ini beken digunakan sama kalangan pengguna zenius secara turun temurun dengan istilah DELIBERATE PRACTICE. Apaan tuh deliberate practice? Singkatnya sih deliberate practice adalah proses belajar yang bener-bener menuntut pemahaman lo secara mendalam untuk kemudian dilatih secara penuh untuk setiap elemen yang terkait dengan ilmu tersebut. Contohnya aja nih, kalo lo mau belajar jago main sepak bola. Lo nggak akan bisa sampai bener-bener jago kalo lo cuma mengandalkan sering-sering main bola sampai temen-temen kompleks. Terus, gimana dong cara belajar yang tepat? Pertama, lo harus melatih skill-skill yang mendasar dulu, seperti membangun stamina, ketahanan fisik yang oke. Baru abis itu lo belajar dulu cara giring bola yang bener, cara nahan bola yang bener, keterampilan kaki kanan dan kaki kiri yang seimbang, dsb. Kalo lo udah punya skill dasar yang oke, baru lo coba latihan tanding sesekali, abis itu lo evaluasi apa aja yang masih jadi kelemahan lo. Itulah cara belajar deliberate practice. Metode belajar seperti main bola itu juga bisa lo lakukan dalam belajar hal apa pun, termasuk juga dalam belajar matematika, fisika, sosiologi, ekonomi, dan mata pelajaran lainnya. Nah, buat lebih jelasnya, lo bisa coba baca beberapa referensi artikel yang pernah ditulis zeniusBLOG sebelumnya tentang cara belajar yang tepat. Buat lo yang sampai sekarang cara belajarnya masih mengandalkan 4 point contoh gua di atas, wajib banget baca artikel di bawah ini Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 5 Cara Belajar yang Benar Deliberate Practice! Apa bedanya Deliberate Practice dengan Practice Biasa? Apa Pentingnya Membuktikan Rumus? 6. Semangat Belajar yang Nggak Konsisten Kalo lo udah mengatasi masalah-masalah di atas, artinya lo udah punya persepsi dan cara pandang yang tepat dalam melihat proses belajar. Lo udah tau bahwa belajar adalah sebuah kegiatan yang seru, yang sebetulnya gak perlu dibenci, gak sepatutnya didasarkan hanya pada nilai akademis, dan lo juga udah tau teknik belajar yang tepat. Berarti lo tinggal mengatasi satu masalah terakhir dalam proses belajar, yaitu masalah kedisiplinan. Disiplin yang gua maksud itu bukan berarti segalanya harus tepat waktu, ngikutin jadwal belajar, dsb. Instead, inti dari kedisiplinan itu Lo konsisten dalam ngerjain segala sesuatu sesuai dengan tujuan yang mau lo capai. Itulah kenapa gua taro point masalah ini jadi yang nomor terakhir, karena sebelum lo mengasah kedisiplinan lo dalam belajar, lo harus punya persepsi belajar yang bener dan tujuan yang jelas kenapa lo harus ngelakuin semua hal ini. Sebelum pola pikir lo tentang belajar itu bener, gua jamin lo gak akan pernah bisa punya semangat belajar yang bener-bener konsisten. Okay, terus gimana dong metode yang paling tepat untuk bisa memiliki semangat belajar yang konsisten, untuk bisa memiliki kedisiplinan sehingga lo bisa memanfaatkan waktu lo secara efektif? Nah, untuk masalah ini bakal bisa jadi panjang banget pembahasannya, tapi untungnya, gua udah pernah nulis artikel yang secara khusus ngebahas tentang gimana caranya kita supaya bisa manfaatin waktu secara optimal. Selain itu, Sabda juga udah pernah ngebahas time-management ini di Buat lo yang punya masalah dalam kedisiplinan dan cara mengatur waktu, gua saranin buat baca artikel dan video berikut di bawah ini Artikel & Video Rekomendasi Masalah Belajar 6 Apa sih yang Membuat Kita Bisa Konsisten dengan Komitmen Kita? Gimana sih Cara Manfaatin Waktu Secara Optimal? Time Management Skill ââââ****ââââ Okay, demikianlah pembahasan gua tentang masalah utama dalam belajar dan juga beberapa tips dan link referensi yang moga-moga bisa jadi solusi yang tepat buat gaya belajar lo. Apa yang gua tulis di sini, mungkin gak akan bisa lo praktekan secara instant dalam proses belajar lo hari ini atau besok. Gua yakin lo emang butuh waktu dan proses yang gak sebentar, untuk bisa mulai mengubah paradigma lo dalam memaknai esensi dari belajar itu sendiri, ngubah cara belajar lo jadi lebih efektif. Mulai belajar menyukai pelajaran yang sebelumnya lo benci setengah mati, mulai disiplin dalam mengatur waktu, dan sebagainya. Tapi pada intinya, gua harap tulisan gua ini bisa jadi modal patokan buat lo, untuk bisa mengatasi berbagai masalah lo dalam belajar. Okei? Anyway, mungkin ada beberapa di antara lo yang baca tulisan ini yang skeptis dan ragu. Emang bisa yah, belajar itu nggak jadi beban dan malah bisa dinikmati? Emang bisa yah kita jadi suka sama pelajaran yang selama ini kita benci? Apa betul kalo cara teknik belajar yang diajarin zenius itu bisa bener-bener ngaruh? Emangnya ada yah orang yang mau belajar tanpa mikirin soal nilai akademis? Kalo bukan nilai akademis, terus apa dong standard atau indikator yang tepat dalam menunjukan kalo cara belajar kita udah tepat? Naaahh⌠semua pertanyaan dan keraguan lo itu, mungkin bisa kita lihat aja sama-sama buktinya dengan ngeliat beberapa potongan screenshoot mention audience twitter zenius yang gua tunjukin di bawah ini. Kalo gambarnya terlalu kecil dan gak kebaca, tinggal klik aja gambarnya, nanti otomatis open new tab. Gimana, udah baca semua potongan mention audience zenius twitter di atas? Dari situ, gua cuma mau buktiin ke lo aja, bahwa apa yang selama ini zenius perjuangkan, untuk mengubah paradigma para pelajar di seluruh Indonesia dalam memaknai belajar, sedikit banyak udah mulai menuai hasil positif. đ Ketika lo ngerasa belajar itu sesuatu yang asik, seru, menyenangkan, dan bahkan bikin lo ketagihan. Ketika lo yang tadinya anti sama mata pelajaran tertentu terus berubah malah jadi cinta. Ketika lo belajar nggak kenal waktu sampai berjam-jam tanpa disuruh sama siapa-siapa. Ketika lo malah lebih milih belajar waktu jam kosong di kelas pas guru nggak masuk kelas, di waktu liburan atau bahkan waktu UAS baru aja beres⌠Itulah indikator yang menurut gua jauh lebih merepresentasikan BELAJAR yang sesungguhnya. Itulah yang menunjukan bahwa lo udah melihat belajar bukan lagi sebuah proses âstudyingâ melainkan proses âlearningâ. Itulah yang membedakan yang namanya pelajar, dengan yang namanya seorang PEMBELAJAR. Mungkin indikator seperti ini emang nggak betul-betul bisa diukur secara presisi sebagaimana nilai akademis. Tapi gua yakin, para pembelajar yang nama-namanya terpampang dalam screenshoot di atas, telah memperoleh sesuatu yang jaauuuh lebih berharga daripada hanya sekedar nilai akademis doang, yaitu The Joy of Learning! đ Catatan Editor Mau ngasah otak dan kemampuan berpikir lo? Nih, cobain Zencore! Dengan fitur adaptive learning dan latihan soal CorePractice, lo bisa tingkatin skill matematika, bahasa Inggris, sekaligus verbal dan logika. Ketuk banner di bawah buat mulai cobain! Oh iya, kalo ada di antara lo yang pengen tau cara jitu belajar yang cuman dimiliki sama Zenius, lo bisa langsung cek video YouTube di bawah ini ya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kuliah semester genap tahun akademik 2019/2020 sudah berlalu dan semester ganjil tahun akademik 2020/2021 hampir menjelang. Mahasiswa angkatan 2019 dan yang lebih senior sudah merasakan bagaimana menjalani kuliah daring online selama setengah menutup kemungkinan di semester ganjil yang mulai bulan Agustus ini, kuliah daring masih diberlakukan mengingat pandemi covid-19 masih belum sepenuhnya bisa ditangani. Beberapa kampus sudah memberikan isyarat kuliah daring masih diberlakukan sampai Desember 2020, walau dalam perkembangannya masih melihat membaiknya pembelajaran dari rumah, menuntut ketersediaan sarana penunjang yaitu smartphone atau laptop, ketersediaan jaringan internet dan tentu saja paket data, sebagai tumpuan utama. Ketiga aspek ini cukup merepotkan mahasiswa yang 'study from home' dan terkendala dengan salah satu diantaranya. Survei 121 mahasiswa yang menjadi responden di satu prodi salah satu kampus ini mungkin bisa menjadi gambaran situasi mahasiswa saat kuliah daring dari sisi aksesilibitas gawai, jaringan dan paket data. Tercatat, 4 angkatan responden yang duduk di semester 29,9%, semester 4 41,3%, semester 6 43,0% dan semester 8 5,8%. Harapan kita tentu saja, di semester ganjil tahun akademik 2020/2021 yang sudah dekat ini mahasiswa lebih siap menjalani kuliah daring. Mahasiswa bisa berkaca dari pengalamannya dan mahasiswa baru dapat memahami situasi dan menyiapkan diri lebih Penunjang Kuliah Daring Pilihan gawai untuk kuliah daring dokpri Laptop atau smartphone menjadi gawai yang 'wajib' dimiliki mahasiswa untuk dapat mengikuti perkuliahan dengan lebih nyaman. Wajib dalam tanda petik disini, bukan berarti pemaksaan, karena realitasnya beberapa mahasiswa yang saya temui memang betul-betul tidak menjadi dilema tersendiri bagi dosen saat awal pandemi, memikirkan beban mental dan psikis mahasiswa tersebut di saat situasi mendadak berubah. Beberapa mahasiswa tersebut jelas tertinggal dalam mengikuti ritme kuliah daring tiap pekannya. Jangankan membeli barang dengan harga berkisar 1 sampai 2 jutaan ke atas. Itu menjadi hal yang sangat mustahil sementara untuk kebutuhan sehari-hari terbatas dan harus digali mahasiswa menggunakan gawai berupa laptop dan smartphone dan 40,5% cukup menggunakan smartphone. Artinya 87,6% mahasiswa sudah memiliki gawai pendukung kuliah daring. Ada 12,4% mahasiswa yang mengandalkan laptop atau dan handphone klasik bisa dipastikan mengalami keterbatasan akses jika dosen membagikan materi dan tugas-tugas melalui aplikasi mobile yang menuntut gawai dengan spesifikasi lebih tinggi. Ini menjadi tuntutan mahasiswa untuk dapat mengikuti proses pembelajaran semester depan dengan baik. Tapi, sekaligus menjadi beban orang tua jika harus membeli baru, berkaca pada artikel 'Normal baru harapan baru warga' dimana 48,6% penghasilan orangtua menurun, dan 14,7% diPHK atau dirumahkan. Kepemilikan gawai untuk Kuliah Daring dokpri Mahasiswa yang bijak tentu juga menyadari keterbatasan orang tua dimasa sulit seperti ini. Untuk menyediakan UKT Uang Kuliah Tunggal di bulan Juli tentu sudah menyedot anggaran, jika ditambah anggaran untuk smartphone seharga 2 jutaan, akan menambah putaran bintang-bintang di 56,2% mahasiswa yang sudah difasilitas orang tua dengan baik. Sebelum pandemi berlangsung orang tua mereka sudah menyisihkan anggaran untuk membelikan laptop dan smartphone bagi anaknya. Yang 34,8% tetap harus bersyukur karena bisa berbagi gawai dengan saudara atau orang tua selama menjalani kuliah patut mendapat perhatian pihak universitas adalah 12,4% mahasiswa yang gawainya tidak layak dukung untuk kuliah daring. Tidak mungkin mereka harus terus menggantungkan kebaikan dan merepotkan orang lain. Pihak prodi dan fakultas harus memiliki 'student mapping' terkait aksesibilitas kuliah daring dan menyikapi dengan mendata mahasiswa yang memiliki keterbatasan tersebut. Solusinya bisa dengan berbagai alternatif tergantung situasi, misalnya yang berada di sekitar kampus, difasilitasi dengan menggunakan laboratorium komputer yang memiliki wifi. Kelayakan gawai kuliah daring dokpri Ketika 61,2% mahasiswa menyatakan fasilitas penunjang yang digunakan selama kuliah daring, cukup layak dan sangat layak, berarti 38,8% mahasiswa lainnya itulah yang perlu diperhatikan. Tinggal mekanisme teknisnya saja yang perlu situasi 'darurat pendidikan' seperti ini kampus akan lengang dengan keriuhan aktivitas pembelajaran, tetapi harus difikirkan sebelum semester ganjil 2020/2021 berlangsung terhadap kurang lebih 40% mahasiswa yang mungkin dilema mengahdapai kuliah normal baru benar-benar diterapkan disaat laju infeksi penularan dan rasio penyebaran kasus covid-19 belum juga dibawah 1, maka perkuliahan kelas normal sangat beresiko dan kuliah daring tetap dipertahankan. Harus ada pengaturan baru sesuai protokol kesehatan terkait jumlah kursi dalam ruangan serta sebaran jam perkuliahan sehingga tidak menumpuk di jam-jam tertentu. Mungkin 1 kelas reguler dipecah menjadi 2 grup yang bergilir untuk kuliah daring dan kuliah kelas menjadi satu solusi Data Mahasiswa Pilihan akses data dalam kuliah daring dokpri Paket data. Ini menjadi kendala mahasiswa selanjutnya saat kuliah daring walau sudah memiliki laptop dan smartphone canggih dan belum tentu bisa mengikuti proses pembelajaran dengan data menjadi tumpuan mahasiswa. Mayoritas 82,6% mahasiswa membeli paket data, lainnya 13,2% memanfaatkan wifi berbayar yang dirumah atau gratis. Yang anggaran terbatas 6,8% berbagi paket data diantara teman atau saudara di rumah. Sedangkan yang menggunakan paket data tetapi juga mencari wifi gratis ada 7,4%. Ini mungkin dilakukan saat paket data sudah mepet atau habis sehingga usaha lain yang dilakukan adalah mencari gratisan karena tidak ada anggaran lagi untuk membeli paket paket data yang harus dibeli ini jadi runyam karena membutuhkan anggaran tersendiri. Mahasiswa yang biasanya untuk urusan akademik bahkan urusan non akademik seperti hiburan dan media sosial mengandalkan wifi di kampus, tiba-tiba beralih ke paket data yang sangat terbatas, tentu kelimpungan. Tulisan artikel Survei mayoritas mahasiswa menganggap kuliah online itu nyebelin, bukan disebabkan karena model pembelajarannya, tetapi lebih terkait dengan bengkaknya anggaran paket data yang menyulut emosi mahasiswa dan orang tua. Gara-gara paket data, mahasiswa menjadi lebih sering menerima omelan orang tua. Penyedia fasilitas wifi untuk kuliah daring dokpri Selain mayoritas mahasiswa berurusan dengan paket data yang merepotkan, mereka juga memanfaatkan wifi gratisan. Tercatat 23,9% mengakses wifi di rumah atau kos, tidak keluar dari tempat tinggal. Rinciannya, 9,9% mahasiswa menggunakan wifi di rumah dan 14% wifi di kosan. Ada 3,3% yang beralih kemungkinan besar dari wifi kos dan berkontribusi pada 79,4% mahasiswa yang terpaksa keluar rumah atau tempat tinggal karena tidak ada paket data atau fasilitas gratisan yang dituju adalah spot wifi yang difasilitasi yayasan atau pemerintah. Tercatat ada 27,3%, mahasiswa akan bertebaran di tempat tersebut. Yang lebih unik adalah 52,1% mahasiswa mengakses wifi berasal dari tetangga di masa pandemi covid menjadi komponen yang banyak berjasa bagi mahasiswa. Entah wi-fi tetangga kos, tetangga kamar atau tetangga rumah. Bagaimana cara mahasiswa mengakses wifi tetangga menarik untuk Paket Data Jenis paket Data yang dibeli untuk kuliah daring dokpri Kita sedikit kembali pada masalah paket data yang runyam. Bisa difahami jika mayoritas 81,8% mahasiswa membeli paket data kuota bulanan dan 9,9% lainnya membeli kuota mingguan. Paket kuota bulanan lebih murah dibandingkan dengan yang mingguan atau harian. Selain itu juga efektif untuk janga waktu yang lebih panjang. Sebagian kecil mahasiswa menyiasati penggunaan paket data hanya diperlukan saat darurat, sementara wifi gratisan selama masih bisa dijangkau dan digunakan, itu lebh itu bisa terdeteksi pada beberapa jenis penugasan voice chat, di latarbelakang jawaban yang disampaikan terdengar beberapa suara yang cukup ramai mahasiswa yang lain. Artinya, kita juga memiliki dugaan, sebagian mahasiswa yang disarankan SFH tidak sepenuhnya ada di rumah atau di kost, tetapi di spot-spot wifi di luar kampus. Alasannya masuk akal, tidak ada paket data, tidak memiliki uang untuk beli paket data. Besar anggaran untuk beli paket data dokpri Berapa sih anggaran yang mahasiswa keluarkan untuk membeli paket data?77,2% mahasiswa menghabiskan uang kurang dari untuk membeli paket data. 15,7% mahasiswa antara - 6,6% mahasiswa antara - dan 0,8% diatas 1 dibayangkan, misalnya 1 bulan habis anggaran yang sebelumnya mungkin cukup untuk paket kuota bulanan, wajar orang tua ikut mengomel. Wajar mahasiswa berrgumen balik ke pihak kampus terhadap hak wifi yang tidak bisa dimanfaatkan. Sempat viral di media sosial, ada tuntutan pada berbagai kampus terkait fenomena ini. Kuliah daring yang menyedot pulsa atau paket data mahasiswa semestinya bisa dikompensasi pihak kampus karena dalam kuliah normal sudah masuk dalam rincian UKT pada item fasilitas wifi mahasiswa. Bahkan BEM Seluruh Indonesia sempat menggulirkan permintaan relaksasi biaya kuliah pada Mendikbud Nadiem Makarim. Mencakup pembebasan atau relaksasi biaya kuliah atas penerapan SFH dan tidak dapat diaksesnya berbagai fasilitas kampus, biaya pembelian paket data kuota internet sebagai pengganti perkuliahan melalui daring, dan pemberian logistik kepada mahasiswa terdampak covid yang terisolasi di sekitar kampus. AntaraNewsBanyak kampus mengkompensasi dengan berbagai cara, misalnya memberi sumbangan paket data secara langsung pada mahasiswa, ada yag dikompensasi dengan pemotongan SPP di semester berikutnya, dan lain sebagainya. Walau itu tidak sepadan dengan hak yang seharusnya diterima oleh mahasiswa sebagaimana kuliah tatapmuka dan beraktivitas di Akses E Learning yang tidak efektif Pemanfaatan paket free akses untuk kuliah daring dokpri Kuota 30 GB free akses elearning untuk 130 PT dari Telkomsel , atau 30GB kuota Edukasi Indosat Ooredo untuk akses platform elearning dan situs resmi dari universitas, atau paket Ilmupedia untuk mengakses Quipper, Zenius, dan lain-lain ternyata tidak banyak membantu mahasiswa dalam masalah paket mahasiswa memilih tidak bisa digunakan untuk menyatakan bahwa paket tersebut tidak bermanfaat secara langsung dengan model pembelajaran yang diterapkan di kampus atau lebih spesifik metode situs resmi kampus dan bahkan elearning kampus bukan web yang dimanfaatkan langsung oleh dosen untuk berinteraksi dengan mahasiswa. Yang dominan digunakan adalah google classroom, zoom, WA bahkan youtube yang tidak masuk dalam paket free mengatakan sedikit membantu 31,4% adalah mahasiswa yang sedang beruntung beberapa dosennya menggunakan platform elearning kampus, atau merasakan manfaat saat mencari referensi dari platform atau situs semacam Quipper. Yang merasakan manfaat kurang dari 10%.Ada yang harus dibenahi dari dua sisi, yaitu dari sisi kampus untuk mengarahkan seluruh dosennya memanfaatkan elearning kampus untuk kuliah daring. Membagi materi dan pembahasan pendalaman baik berupa PDF, voice chat dan video di elearning. Bukan sekedar link yang ujung-ujungnya mahasiswa akan mengakses aplikasi yang menyedot pulsa kembali. Resikonya adalah server elearning kampus terbebani. Itu menjadi tugas pengelola IT elearning untuk memaintenance supaya keberlangsungan elearning juga tetap Di Balik Kuliah Daring ?Kuliah daring akan terhambat juga karena keterbatasan dan ketersediaan sinyal provider. Untuk mahasiswa yang domisili rumahnya di daerah tidak terjangkau sinyal internet, berarti harus mengungsi ke daerah yang bisa menangkap data internet. Secara umum layanan internet yang umumnya adalah telkomsel dan indosat memadai. 32,2% mahasiswa mengatakan lambat tetapi masih memadai. Hanya 8,3% yang menyatakan sangat lambat dan cukup ini akan juga dipengaruhi oleh aplikasi yang dipakai kuliah daring oleh dosen. Jika berbasis teks atau video pembelajaran, walau lambat masih bisa didowload dan dipelajari. Tetapi jika pembelajaran berbasis streaming, ini menjadi problema besar. Media kuliah daring menyedot pulsa dokpri Hal ini dijawab sendiri oleh mahasiswa jenis media yang menyedot banyak paket data, 69,4% adalah perkuliahan streaming. Berikutnya adalah link download video pembelajaran. Sementara untuk bowsing referensi dan menjalankan aplikasi berbasis chat sama-sama dipilih oleh 18,2% sebagai aplikasi penyedot paket aplikasi dan metode untuk menyampaikan materi pembelajaran turut menentukan keberlangsungan mahasiswa di dalam perkuliahan. Karena jika paket data boros, peluang seorang mahasiswa mengikuti perkuliahan secara ajeg dan konsisten akan semakin menipis. Logika sederhananya begitu, walau perlu survei lebih lanjut. Hal ini juga menjadi masukan dan pertimbangan-pertimbangan para dosen, saat mempersiapkan kuliah daring pada semester ganjil 2020/2021. Paket data membebani mahasiswa dokpri Nyatanya urusan paket data memang membebani mahasiswa, walaupun 55,4% mahasiswa menyatakan sedikit membebani, tetapi 36,4% yang menyatakan sangat membebani perlu mendapat perhatian mahasiswa yang menyatakan tidak membebani dengan alasan konversi anggaran transportasi dan tidak ada bedanya sebelum kuliah daring, berarti mereka mampu dan memiliki previlege. Menyiasati anggaran paket data mahasiswa dokpri Konsekuensi logis mahasiswa saat paket data membebani anggaran adalah 60,3% meminta tambahan pada orang tua. Sangat wajar kemudian orang tua ngomel. Yang miris adalah, seorang mahasiswa yang bapaknya seorang dosen, ternyata diomeli juga saat meminta paket data yang habis untuk kuliah daring. Ini anomali yang sungguh terjadi. Ini perlu mendapat jawaban yang dosen kurang mempertimbangkan pilihan aplikasi dan metodenya saat kuliah daring, adalah salah satu masalah yang harus mendapat perhatian serius jika kuliah daring semester ganjil 2020/2021 awal Agustus nanti diterapkan sampai pilihan 35,5% mahasiswa untuk mengurangi anggaran makan dipangkas untuk keperluan paket data. Lama-lama mahasiswa yang sudah hdup pas-pasan, makin kurus, makin tidak sehat dan menjadi generasi yang hilang dalam peradaban. Semoga corner120520Survei dilakukan pada mahasiswa di salah satu prodi Universitas Nusa Cendana, Kupang NTT. 1 2 3 4 5 Lihat Pendidikan Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mahasiswa merupakan tingkat pendidikan yang diidam-idamkan, namun setelah menjadi mahasiwa bukan berarti tidak pernah mengalami sebuah masalah. Menjadi seorang mahasiswa tidak mudah karna terdapat tantangan dan masalah yang akan muncul dalam dunia perkuliahan, diantaranya Masalah KeuanganMasalah ini kerap menjadi masalah pada mahasiwa, seperti kehabisan uang saku, umumnya masalah keuangan pada mahasiswa merupakan faktor penghambat bagi mahasiswa ketika berkegiatan ataupun kuliah, karena mereka membutuhkan transportasi, membutuhkan makan dan hal lainya. Agar kita tidak terjebak dalam permasalahan utama ini, maka kita harus benar-benar bisa membagi finansial dengan baik. Caranya mahasiswa tidak berfoya-foya dengan membeli barang yang tidak penting, dan membeli makanan atau minuman yang berlebih, jangan sampai boros dalam menempuh masa Waktu Bagi mahasiswa yang memiliki berbagaimacam kesibukan seperti mengikuti organisasi atau mengikuti beberapa kegiatan, tidak jarang mengatur waktu menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa. Akibat tidak bisa memprioritaskan antara waktu kuliah dengan kegiatan lainnya, maka sebab itu banyak hal yang harus dikorbannya. Dalam permsalahan ini kerap mahasiswa alfa dalam mata kuliahnya atau juga tidak aktif dalam kegitannya karna faktor kesulitan membagi waktu. Agar tidak terjebak dalam permasalahan ini perlunya seorang mahasiwa untuk membuat skala prioritas, seorang mahasiswa harus bisa membuat urgensi dalam masalah waktu, karna memang waktu adalah hal yang sangat berharga , sehingganya jangan sampai menjadi mahasiswa yang tidak kompeten. Tugas yang Menumpuk dan DeadlineDunia perkuliahan merupakan latihan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya, dimulai dari tugas dosen dan tantangan deadline tugas yang sebenarnya bisa melatih kita untuk membiasakan untuk siap menghadapi dunia pekerjaan. Namun tidak sedikut mahasiswa yang emosi dengan tugas-tugas yang menumpuk serta deadline yang cepat, hal ini dapat pula mempengaruhi emosional bahkan depresi terhadap mahasiswa. Hal ini pula yang dapat menggangu kesehatan mental pada mahasiswa tersendiri, disebabkan dengan mengejar tugas-tugas yang deadline, merekapun merelakan jarang makan yang dalam hal ini dapat membuat tubuh menjadi lemah dan dapat menyebabkan sakit. Mahasiswa perlu menggerahkan sifat yang kuat untuk mencapai suatu tujuan, setiap permasalahan atau konflik yang muncul yang bisa saja membuat mahasiswa depresi, agar jauh dari hal negatif tersebut brandinglah diri kita sebagai orang yang baik, menjalani aktifitas dengan baik, kemudian jika terdapat masalah cobalah untuk tidak mementingkan ego sendiri, tumbuhkan sifat bersyukur dan sabar. Hal-hal ini dapat mencegah kita dalam hidup dalam dunia perkuliahan yang berpengaruh negatif. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Masa kuliah adalah masa yang penuh dengan pengalaman dan kenangan. Setiap mahasiswa memiliki pengalamannya masing-masing, baik-buruk, susah-senang, banyak macamnya. Dan setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi saat kuliah. Saat kamu memutuskan untuk masuk kedalam dunia kampus, dunianya mahasiswa ada beberapa hal yang sebaiknya kamu tahu, agar kamu bisa lebih efektif menyelesaikannya saat kuliah nanti. Seorang dosen saya pernah berkata "Umur kita terlalu pendek untuk mengulangi kesalahan orang lain", semoga bermanfaat. Masalah Kuliah Kuliah tidak seperti sekolah, usaha lebih besar harus kamu lakukan saat kuliah. Tugas yang lebih banyak, jam kuliah yang kadang tidak teratur, praktikum, dan sebagainya. Ada mahasiswa yang mengambil beban kuliahnya hanya 15 SKS dalam satu semester, tapi ada juga yang mengambil hingga 21 SKS. Dengan waktu yang sempit, pasti akan sangat berat bagi mahasiswa untuk menjalani semua itu. Kita sebagai mahasiswa harus menyadari batas kemampuan kita, jika tidak mampu mengambil 18 hingga 21 SKS, sebaiknya cukup ambil 15 SKS saja, kalau merasa mampu, silahkan diambil. Perlu diingat juga, kuliah tidak hanya tentang belajar, belajar, dan belajar, selingi juga dengan waktu-waktu untuk bermain atau berolah raga dengan teman agar fikiran menjadi lebih segar. Aturlah waktu dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan kualitas hidup dan kuliah yang lebih baik. Baca juga Pengertian Sistem Kredit Semester/SKS Uang Kuliah berarti kamu harus mengeluarkan uang, walaupun kamu dapat beasiswa. SPP, kost, makan, belanja barang, jalan-jalan, buku teks,fotokopi dan lain sebagainya, terkadang bisa membuat mahasiswa frustasi. Hal ini diperparah dengan harga barang yang semakin tinggi. Kadang juga ada mahasiswa yang harus bekerja untuk membiayai kuliahnya sendiri. Saat ini banyak sekali tawaran beasiswa yang bisa sangat membantu kamu untuk mengatasi masalah keungan, buat diri kamu pantas untuk menerimanya kalau bisa prestasi, bukan surat keterangan dari kelurahan dan temukan beasiswanya. Kamu juga harus ketat dalam pengeluaran, keluarkan uang hanya untuk hal yang penting tapi sekali-kali gak papa. Baca juga Beasiswa Untuk Mahasiswa Program Sarjana/S1 Kuliah Sambil Bekerja Banyak mahasiswa yang terpaksa bekerja untuk membiayai kuliahnya. Pilihan kerja oleh mahasiswa yaitu part time job, diluar waktu kuliah. Namun hal ini akan menimbulkan masalah baru bagi mahasiswa tersebut, kurang istirahat dapat mengganggu kesehatannya, sehingga otomatis kuliahnya juga akan terganggu. Kamu harus menentukan mana yang lebih penting, apakah kuliah atau bekerja. Jika kamu memang harus bekerja, temukan pekerjaan yang lebih fleksibel dan tidak mengganggu kuliah termasuk waktu istirahat. Kamu dapat bertanya kepada dosen atau pengurus fakultas, apakah ada yang dapat kamu lakukan untuk bisa memperoleh biaya kuliah. Kerja di kampus tentu lebih nyaman, karena dosen tentu akan lebih paham dengan kesulitan kita. Baca juga Kuliah Sambil Kerja, Mencoba Mandiri Sakit Sakit biasanya diirngi dengan perasaan sedih yang mendalam, terutama untuk yang kuliahnya jauh dari rumah orang tua. Tidak ada yang merawat, ketinggalan kuliah, ketinggalan tugas, kehilangan tanda tangan hadir, sungguh tragis. Jaga kesehatan diri kamu, perhatikan makanan dan minuman yang kamu konsumsi. Berolah raga adalah pilihan yang sangat baik. Tinggal dengan teman akan lebih baik dari pada tinggal sendirian, ini supaya ada yang bisa merawat kamu dan tahu kondisi kamu. Depresi Masalah kuliah, uang, kerja, hubungan, terkadang membuat mahasiswa menjadi depresi. Kamu bisa kehilangan konsentrasi saat berada dalam perkuliahan. Ada kelompok mahasiswa yang mengalihkan depresiny kearah yang negatif, hal ini hanya akan membuat dia dia semakin tertekan. Agar kamu terhindar dari depresi, cobalah untuk menjalin hubungan baik dengan semua orang, rajin-rajinlah silaturahmi, coba untuk berkonsultasi dengan orang yang bijak. Jika kamu sudah depresi, alihkan energi kamu untuk sesuatu yang lebih bernilai positif, mungkin seni, atau olah raga. Baca juga 5 Tips Mengatasi Stress Mahasiswa Teman-teman Teman kuliah maupun teman-teman yang sering atau teman yang setiap harinya kita temui adalah teman yang kita pada saat kondisi sedang berjaland dengan baik selalu. Diantara mereka kita belum tau mana teman kita sebenarnya, yang ikut senang saat kita senang, dan yang membantu sebisanya saat kita susah. Terlalu lama bergaul dengan teman yang itu-itu saja juga tidak baik, pergaulan kita menjadi sempit, dan jika terjadi konflik biasanya sulit untuk diperbaiki. Sesekali pergilah keluar dari kesibukan sehari-hari sendirian, untuk sekedar menghirup udara segar dan menenangkan pikiran. Sesekali juga pergilah keluar kota dengan satu dua atau lebih teman, dengan bersama-sama melakukan perjalanan akan lebih memudahkan kita untuk lebih mengenal siapa teman kita. Nongkrong Duduk nongkrong di warung kopi bukanlah suatu masalah, namun akan menjadi masalah bila kita lebih sering di warung kopi daripada di kelas kuliah. Bahan pembicaraannya mulai dari film hingga motor, dari masalah di rumah hingga wanita dan sebagainya. Terkadang nongkrong ini juga dijadikan sarana untuk menghilangkan kepenatan badan dan pikiran. Tapi sebenarnya hanya akan menambah penat. Sekali-sekali nongkrong diwarung kopi bukan masalah, tapi pastikan tidak menjadi kebiasaan. Banyak waktu kita yang sangat berharga terbuang percuma. Dari pada banyak bicara sana-sini, lebih baik belajar di kost atau mulai menulis sesuatu. Hubungan Hubungan disini maksudnya hubungan dengan wanita, apakah kamu sedang berhubungan wanita? Mungkin hubungan laki-laki dan wanita sudah dianggap biasa dalam zaman yang serba edan ini. Namun untuk diwaspadai agar jangan sampai permasalahan kita dengan orang lain jadi menggangu kita. Jangan sampai masalah ini membuat kita jadi malas untuk kuliah. Buatlah batasan yang jelas antara urusan cinta dan kuliah untuk kamu sendiri, batasan disini dapat berbeda untuk banyak oran. Salah Pilih Jurusan Banyak calon mahasiswa yang bingung menentukan jurusan apa yang akan dia pilih. Sebagian dari mereka takut jika jurusan yang dipilih saat kuliah akan mendikte apa yang menjadi pilihan mereka saat akan bekerja nanti. Pilihlah jurusan yang paling sesuai dengan hati kamu, jangan memilih karena diajak atau dipaksa orang lain. Kita yang akan menjalani masa depan kita, tapi ingatlah untuk tetap realistis dalam menentukan pilihan kita. Realistis disini dapat berarti kamu memilih jurusan dengan peluang masa depan yang lebih cerah. Jika salah pilih, proses studi yang dijalani akan terasa berat hingga bisa saja putus ditengah jalan. Baca juga Tips Memilih Jurusan Kuliah Ini hanya sembilan dari banyak masalah yang paling sering dialami oleh mahasiswa. Silahkan tanyakan kepada mahasiswa yang anda kenal, paling tidak 7 dari masalah diatas dialami oleh semua mahasiswa. Kamu yang menjalani, kamu yang harus tahu jalannya, jadikan masa kuliah masa yang menyenangkan sambil mempersiapkan masa depan.
masalah mahasiswa dan solusinya