Denganmemperbanyak karbon dioksida, minyak bumi yang diperlukan cara membuat plastik berkurang sampai setengahnya. 3. Menggunakan Tongkol Jagung. Gula karbohidrat yang ada pada jagung bisa digunakan sebagai cara membuat plastik polylatide polymer. Penemuan plastik yang dibuat dengan jagung ini dapat mengurangi suatu ketergantungan terhadap plastikyang dicacah. Mesin pencacah plastik ini merupakan salah satu mesin perkakas yang berfungsi untuk menghancurkan benda yang berbahan plastik. Peneilitian ini dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan mesin pencacah plastik, tiga tingkat variasi kecepatan pemakanan (feeding) serta dua variasi sudut kemiringan mata pisau, untuk tiap SendokSet Volkadot Bagus Murah Di Bandung - Bandung Kota. Perlengkapan Rumah. sendok set volkadot bagus murah di bandung ⭕ olshop bandung menjual set sendok lengkap 6 sendok 6 garpu 6 pisau 6 sendok kecil bahan stainles se set dengan tempatnya mangga habis 10 thn juga hehehe. mumpung promo harga heran dapatkan bulan ini hanya bilan ini toko jl setrawangi 4 no 19 Sedangkanpada mesin pencacah plastik di pasaran bisanya menghasilkan ukuran sekitar 0,5 cm,? jelasnya pada wartawan, Kamis (13/2) di Laboratorium Teknologi Mekanik Fakultas Teknik UGM. (hopper), motor listrik, roda gila (fly wheel), belt, poros, serta pisau statis dan pisau dinamis. Bentuk mesin dibuat tidak jauh berbeda dengan mesin yang JualPisau Pencacah Terlengkap - Harga Terbaru Agustus 2022 & Cicilan 0% regulator gas grill pan oppo reno 8 pel lantai meja kantor sensi duckbill Menampilkan 2.968 produk untuk "pisau pencacah" ( 1 - 60 dari 2.968) Urutkan: Paling Sesuai Ad freemir Set Pisau 3 Pcs Pisau Dapur Anti Lengket Gagang Kayu - Hitam Rp107.000 Kab. poster pelestarian hewan dan tumbuhan yang mudah digambar. FilterDapurAksesoris DapurPenyimpanan MakananElektronikElektronik KantorPertukanganMesin ProduksiMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata produk untuk "pencacah plastik" 1 - 60 dari Pencacah Plastik 1%Kab. 20AdMESIN PENCACAH PLASTIK PISAU 1%Kab. TangerangGading 4AdMesin Pencacah Plastik Gilingan Penghancur Limbah 1%Kab. SidoarjoParataniiTerjual 1AdMESIN PENCACAH PLASTIK PISAU BAJA MODEL DIESEL - TANPA 1%Kab. TangerangGading DieselPreOrderAdMesin Penghancur Plastik Crusher Pencacah 1%Kab. SidoarjoParataniiPreOrdermesin pencacah kain dan 1%Kab. BantulMadani 1Mesin Pencacah Plastik 1%Kab. 20Alat penghancur / pencacah plastik crusher sredder 7,5 Hp AKS - 1%Jakarta UtaraImportir1989PreOrderMini Shredder / Mesin Pencacah / Mesin Penghancur - Precious Tulu 8Mesin Pencacah Plastic Crusher Machine 80 x 40 cm 30 Hp AKS - 1%Jakarta UtaraImportir1989 Abtraksi Conveyor merupakan alat untuk mengangkut bahan-bahan industri. Sedangkan Motor listrik, Gearbox, pulley belt, rangka dan sabuk karet belt conveyor ini adalah komponen dari conveyor, dimana komponen dari sabuk karet ini berfungsi untuk membawa sampah ke dalam mesin chuser atau mesin penghancur sampah. Dengan peranan dari motor listrik, gearbox, pulley, rangka, sabuk karet belt conveyor yang sangat penting, di perlukan perancangan yang baik, salah satu-nya yang perlu diperhatikan adalah segi kekuatan, dimana rangka menerima beban dari sampah maupun menerima beban dari motor listrik yang bekerja untuk memutar pulley. Dalam penulisan tugas akhir ini dibahas mengenai perencanaan gear box dan analisa statik struktur rangka melalui simulasi dengan menggunakan software CATIA V5. Analisa statik telah dilakukan pada rangka conveyor. Material dari rangka diambil dari baja kontruksi jenis AISI 4140. Adapun beban yang diberikan pada rangka conveyor pada bagian bawah adalah sebesar 200 N, tengah sebesar 400 N , dan atas sebesar 600 N. Untuk menentukan besar nya tegangan maksimum dan peralihan maksimum yang dihasilkan pada rangka bagian bawah sebesar 2,95 x 10 7 N/m 2 dan peralihan maksimum sebesar 0,0000536 mm, dan pada rangka bagian tengah sebesar 6,13 x 10 7 N/m 2 dan peralihan maksimum sebesar 0,000052 mm dan pada rangka bagian atas sebesar 2,52 x10 7 N/m 2 dan peralihan maksimum sebesar 0,0000651 mm The amount of plastic waste each year will increase by 10% every year which is a problem for a country. Therefore, proper processing of plastic waste needs to be done. Before being processed into plastic waste processing, it is necessary to have a chopping process using a plastic chopping machine. The plastic chopping machine has an important component, namely the chopping knife. Before carrying out the knife manufacturing process, it is necessary to validate the design of the blade that is used with its loading. Model simulation using software is one way to quickly validate the model. This study aims to determine the effect of loading variations on stress, strain, deformation and safety factors of the model. The use of ANSYS software is used to analyze the chopping machine knife model with a variation of 5kg / hour, 10kg / hour, 20kg / hour and 50kg / hour capacities. The result is that the stress, strain and deformation parameters have an increase in value with increasing lo... ArticlePDF AvailableAbstractThe amount of plastic waste each year will increase by 10% every year which is a problem for a country. Therefore, proper processing of plastic waste needs to be done. Before being processed into plastic waste processing, it is necessary to have a chopping process using a plastic chopping machine. The plastic chopping machine has an important component, namely the chopping knife. Before carrying out the knife manufacturing process, it is necessary to validate the design of the blade that is used with its loading. Model simulation using software is one way to quickly validate the model. This study aims to determine the effect of loading variations on stress, strain, deformation and safety factors of the model. The use of ANSYS software is used to analyze the chopping machine knife model with a variation of 5kg / hour, 10kg / hour, 20kg / hour and 50kg / hour capacities. The result is that the stress, strain and deformation parameters have an increase in value with increasing loading variations. The greatest values of stress, strain and deformation are in the variation of 50kg / hour respectively Pa; and 56,358 x 10-11mm. The value of the safety factor for all variations of loading has a value of 15. The value of the safety factor means that the design of the plastic chopping knife is safe to use up to a loading of 50kg / hour Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 44 STUDI PERANCANGAN PISAU PADA MESIN PENCACAH PLASTIK MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT ANALYSIS Rizqi Ilmal Yaqin1*, Mega Lazuardi Umar2, Sigiet Haryo Pranoto3, Angger Bagus Prasetiyo4, Bambang Hari Priyambodo5 1Program Studi Permesinan Kapal, Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai 2Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banyuwangi 3Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur 4Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta 5Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Warga Surakarta Email Abstrak Jumlah sampah plastik setiap tahunnya akan meningkat 10% setiap tahunnya yang menjadikan masalah sebuah negara. Oleh karena itu adanya pengolahan yang tepat terhadap sampah plastik perlu dilakukan. Sebelum diolah ke pengolahan sampah plastik perlu adanya proses pencacahan menggunakan mesin pencacah plastik. Mesin pencacah plastik memiliki komponen penting yaitu pisau pencacah. Sebelum melakukan proses manufaktur pisau perlu adanya validasi pada desain bentuk pisau yang digunakan dengan pembebanan nya. Simulasi model menggunakan software merupakan salah satu cara cepat validasi model tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pembebanan terhadap tegangan, regangan, deformasi dan faktor keamanan dari model. Penggunaan software ANSYS digunakan untuk analisa model pisau mesin pencacah dengan variasi pembebanan kapasitas 5kg/jam, 10kg/jam, 20kg/jam dan 50 kg/jam. Hasilnya parameter tegangan, regangan dan deformasi memiliki kenaikan nilainya dengan seiring kenaikan variasi pembebanan. Nilai terbesar tegangan, regangan dan deformasi berada pada variasi 50kg/jam secara berturut-turut sebesar 233,79 x 10-3 MPa; 12,114 x 10-7m/m dan 20,282 x 10-10m. Nilai faktor keamanan seluruh variasi pembebanan memiliki nilai 15. Nilai faktor keamanan tersebut memiliki arti yaitu desain dari pisau pencacah plastik aman digunakan hingga pembebanan 50kg/jam. Kata Kunci Pisau, Tegangan, Deformasi, Faktor Keamanan Abstract The amount of plastic waste each year will increase by 10% every year which is a problem for a country. Therefore, proper processing of plastic waste needs to be done. Before being processed into plastic waste processing, it is necessary to have a chopping process using a plastic chopping machine. The plastic chopping machine has an important component, namely the chopping knife. Before carrying out the knife manufacturing process, it is necessary to validate the design of the blade that is used with its loading. Model simulation using software is one way to quickly validate the model. This study aims to determine the effect of loading variations on stress, strain, deformation and safety factors of the model. The use of ANSYS software is used to analyze the chopping machine knife model with a variation of 5kg / hour, 10kg / hour, 20kg / hour and 50kg / hour capacities. The result is that the stress, strain and deformation parameters have an increase in value with increasing loading variations. The greatest values of stress, strain and deformation are in the variation of 50kg / hour respectively 233,79 x 10-3 MPa; 12,114 x 10-7m/m dan 20,282 x 10-10m. The value of the safety factor for all variations of loading has a value of 15. The value of the safety factor means that the design of the plastic chopping knife is safe to use up to a loading of 50kg / hour. JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 45 Keywords Blade, Stress, Deformation, Safety Factor. I. PENDAHULUAN Limbah plastik atau sampah plastik merupakan masalah beberapa wilayah yang ada di negara berkembang. Jumlah sampah plastik di indonesia semakin lama akan semakin bertambah dengan jumlah 825ton pada tahun 2006 meningkat menjadi 1038,5ton pada tahun 2008. Jumlah tersebut akan meningkat setiap tahunnya dengan kisaran peningkatan 10% per tahunnya Yetri, Sawir and Hidayati, 2016. Selain sampah plastik yang berada di darat, sampah plastik juga banyak ditemukan di lingkungan perairan atau laut di Indonesia. Data jumlah sampah plastik diperkuat dengan adanya data penggunaan kantong plastik di indonesia sebanyak 700 kantong/orang/tahun dengan rata-rata 0,12kg sampah plastik setiap harinya Fatimura, 2020. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain dapat mencemarkan lingkungan, sampah plastik jika proses pengolahannya dengan dibakar maka dapat mencemari udara sehingga membahayakan manusia Karuniastuti, 2013. Sampah plastik yang terbawa laut juga dapat mencemari biota laut yang dapat membuat bioata laut mati. Oleh karena itu, masalah sampah plastik memerlukan perhatian khusus untuk diproses lebih lanjut guna mengurangi pencemaran lingkungan sekitar Widjanarko, 2015. Pemanfaaatan teknologi dalam memproses dapat mengurangi sampah plastik sudah sering di lakukan oleh beberapa pihak baik pemerintah maupun secara umum. Salah satu pemanfaatan plastik tersebut yaitu reaktor pirolisis untuk mengkonversikan sampah plastik menjadi bahan bakar yang bermanfaat bagi manusia Fatimura, 2020. Proses pendaurulang sampah plastik pada dasarnya memerlukan beberapa proses lagi sebelum benar-benar untuk dilakukan proses pirolisis maupun bahan campuran beton. Bentuk pengolahan sampah plastik dapat dimulai dengan melakukan dengan mencacah plastik tersebut menggunakan mesin. Pengunaan mesin pencacah plastik dapat menghemat waktu proses pendaurulangan sampah plastik Anggraeni and Latief, 2018. Mesin pencacah plastik merupakan suatu mesin yang digunakan untuk memotong ukuran plastik menjadi lebih kecil. Mesin pencacah plastik memiliki beberapa komponen penyusun mesin pencacah plastik antara lain rangka mesin, pisau pencacah, saringan cacahan plastik, penutup atas dan motor penggerak Syamsiro, Hadiyanto and Mufrodi, 2016. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan memiliki perbedaan jenis mekanisme proses pemotongan plastik. Jenis mekanisme pencacah plastik antara lain tipe penghancur Reddy and Raju, 2018 dan tipe gunting Anggraeni and Latief, 2018. Mekanisme tipe penghancur memiliki bentuk pisau hook dengan beberapa mata dan bentuk pisau S dengan dua mata pisau Yepes, Pelegrina and Pertuz, 2018. Sedangkan jumlah pisau yang dibutuhkan untuk mekanisme penghancur harus sesuai dengan lebar hopper penampung plastik jadi membutuhkan mata pisau yang banyak. Jenis mekanisme pencacah plastik tipe gunting memiliki model persegi panjang dengan mata pisau yang tajam sesuai Gambar 1Pranoto et al., 2020. Pisau mekanisme tipe gunting terhubung dengan poros penggerak sehingga dapat menimbulkan gaya potong akibat putaran mesin Orhorhoro, Ikpeand and Tamuno, 2016. Jumlah dari mata pisau yang digunakan dalam mekanisme tipe gunting minimal memiliki lima pisau. Hal tersebut menyebabkan mekanisme pencacah plastik dengan tipe gunting memiliki jumlah pisau yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan mesin pencacah plastik tipe penghancur. Oleh sebab itu, pisau pencacah tersebut dalam mencacah plastik memiliki nilai ekonomis dan keefektifan yang lebih baik dari pada yang lain. Mekanisme tipe gunting membantu dan mempermudah proses pencacahan plastik Anggraeni and Latief, 2018. Gambar 1. Bentuk mata pisau pencacah plastik tipe gunting Anggraeni and Latief, 2017 Komponen pisau pencacah merupakan komponen yang penting dalam proses pencacahan plastik karena menentukan proses pencacahan plastik. Beberapa jenis bahan yang sering digunkan mesin pencacah pisau yaitu AISI 1045 Yepes, Pelegrina and Pertuz, 2018, JIS SKD 11 Anggraeni and Latief, 2018, HSS, ST37 dan DIN 8885 Widjanarko, 2015. Jenis HSS merupakan jenis pisau yang banyak dipasaran untuk mata pisau mesin ketam. Tahapan awal dalam merancang suatu JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 46 komponen mesin yaitu mendesain dan menganlisa desain yang dihasilkan. Proses analisa desain pisau mesin pencacah plastik adalah proses untuk menhasilkan produk yang maksimal dalam proses manufaktur Pranoto et al., 2020. Kegagalan struktur komponen mesin sering terjadi pada suatu mesin dikarenakan belum adanya perhitungan dan analisa strukurtur material yang digunakan mesin tersebut. Suatu perancangan yang dilakukan harus memperhatikan kekuatan maksimum dari suatu struktur bahan yang digunakan pada komponen tersebut Mulyadi and Hermawan, 2015. Salah satu metode untuk menganalisa secara simulasi pada suatu struktur bahan pada komponen mesin yaitu finite element. FEA atau Finite Element Analisys adalah suatu metode untuk memperoleh pendekatan numerik sehingga dapat diselesaikan dengan komputer dengan cara mendiskretisasi atau membagi struktur komponen menjadi bagian-bagian kecil yang jumlahnya berhingga. Elemen kecil tersebut di gabungkan untuk dianalisa secara perhitungan Rusdiyana et al., 2016. Beberapa penelitian penggunaan Finite Element Analisys tentang pisau mesin penghancur plastik sudah banyak dilakukan. Analisis dari pisau mesin penghancur PET dengan variasi bahan dan bentuk dengan menggunakan metode Finite Element Analisys memiliki hasil berupa rekomendasi pisau yang digunakan yang baik adalah AISI 1045 dengan bentuk pisau hook-shaped Yepes, Pelegrina and Pertuz, 2018. Penggunaan metode Finite Element Analisys dapat menganalisa tegangan pada pisau pemotong sampah plastik. Hasil dari analisa tersebut memperlihatkan sebarahan tegangan pada pisau pemotong tersebut. Tegangan yang dihasilkan masih di bawah tegangan luluh dari bahan tersebut Nasr and Yehia, 2019. Angka keamanan dari pisau pencacah plastik juga dapat diketahui dengan menggunakan metode Finite Element Analisys Pranoto et al., 2020. Berdasarkan permasalahan yang dijabarkan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh variasi pembebanan terhadap desain pisau mesin pencacah menggunakan Finite Element Analisys. Hasil yang diperoleh yaitu berupa meliputi tegangan, regangan dan deformasi pada pisau pencacah plastik serta safety factor pada setiap pembebanan sebagai acuan untuk proses manufaktur dari pisau mesin pencacah plastik. II. METODE Simulasi pemodelan desain pisau mesin pencacah plastik di gambar 3D menggunakan software CAD Autodesk Inventor 2019. Pemilihan desain dari mata pisau menyesuaikan dari dudukan mekanisme pemotongan pencacah plastik. Oleh karena itu, desain dari pisau memiliki bentuk dan dimensi yang di tunjukkan pada Tabel 1. Model gambar hasil dari penentuan parameter geometri dapat dibentuk sesuai Gambar 2. Bentuk yang digunakan menyesuaikan tingkat kemudahan dalam pembuatan dan modifikasi pisau pencacah. Penentuan bahan pada model pisau pencacah bahan menggunakan baja paduan HSS 18% eq. ASTM A600 yang memiliki sifat mekanik dan fisik sesuai dengan Tabel 2. Pemilihan bahan HSS 18% karena mata pisau tersebut sudah dijual di pasaran sebagai mata pisau mesin potong kayu serta mudah untuk di modifikasi bentuknya. Mekanisme pemotongan pisau pencacah plastik model gunting dapat disimulasikan menggunakan putaran yang memiliki bentuk pada Gambar 3. Pemodelan simulasi menggunakan software Workbench ANSYS Parameter-parameter pemodelan simulasi di masukkan kedalam sistem software pada bagian data model simulasi. Gambar 2. Model perancangan pisau mesin pencacah plastik Gambar 3. Mekanisme dudukan pisau pencacah plastik Analisis sistem pemodelan dengan Finite Element Analysis menggunakan software dipengaruhi dengan sistem meshing pada model yang dianalisisnya. Penggunaan meshing pada model pisau mesin pencacah plastik menggunakan tipe tetrahedral dengan jumlah Node sebanyak 30168 dan jumlah Element sebanyak 14858. Penentuan mesh menggunakan skala paling halus agar simulasi pemodelan lebih maksimal hasil dari perhitungannya. Pengaturan bentuk dari mesh pada JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 47 model desain pisau pencacah plastik dapat di tunjukkan pada Gambar 4. Tabel I. Ukuran geometri pisau pencacah plastik Tabel II Sifat mekanik bahan pisau pencacah plastik Gambar 4. Meshing tipe tetrahedral model Penentuan kondisi awal yang digunakan pada model yaitu menggunakan fixed support atau tumpuan tetap yang di tunjukkan dengan Gambar 5. Penggunaan parameter fixed support berada pada bagian atas pisau yang memiliki kontak langsung dengan bagian penggerak pisau dinamis pada mesin pencacah plastik. Sedangkan untuk pembebanan menggunakan pembebanan sebesar variasi kapasitas dari pisau yaitu 5kg/jam, 10kg/jam, 20kg/jam dan 50 kg/jam. Kondisi kerja pisau pada proses pemotongan plastik menggunakan spesifikasi motor besin yang di tunjukkan Tabel III. Konversi dari pembebanan terhadap gaya yang diberikan pada pemodelan menggunakan persamaan berikut  1 Keterangan F = Gaya pembebanan N m = Massa plastik yang terbeban kg g = Konstanta gaya gravitasi m/s2 Jika dikonversikan pembebanan tersebut memiliki nilai sebesar 50N; 100N; 200N dan 500N. Pembebanan diletakkan pad bagian bawah pisau karena yang mengalami pembebanan saat pisau bekerja. Pembebanan pada model di tunjukkan pada Gambar 6. Gambar 5. Penentuan kondisi awal model Tabel III Kondisi kerja pisau pemotong Gambar 6. Penentuan pembebanan pada model Post processing pada bagian permodalan yaitu penentuan hasil yang diperoleh pada simulasi model pisau mesin pencacah plastik. Parameter hasil proses simulasi pada model ini antara lain total deformation, equivalent elastic strain, equivalent stress dan safety factor. Penentuan nilai strain dan stress secara teoritis dapat diselesaikan dengan persamaan berikut  2 Keterangan Penentuan kondisi awal fixed support Penentuan gaya pada benda kerja JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 48  = Tegangan yang terjadi  = Regangan  = Poison ratio E = Modulus young Sedangkan untuk perhitungan angka keamanan atau safety factor dapat di tunjukkan dengan persamaan berikut   3 Keterangan  = Angka Keamaan  = Tegangan yang diijinkan bahan  = Tegangan yang diterima bahan III. HASIL DAN PEMBAHASAN Equivalent Stress Simulasi pemodelan simulasi pada pisau mesin pencacah plastik menggunakan metode elemen hingga untuk menghitung nilai-nilai untuk menemukan solusi perkiraan untuk permasalahan nilai batas pada suatu model. Simulasi model 3D pada pisau mesin pencacah plastik menggunakan analisa tegangan statis dengan tidak adanya pengaruh getaran dan dinamika. Hasil analisa variasi pembebanan pada simulasi model 3D menunjukkan adanya bentuk yang sama terhadap persebaran tegangan pada model pisau pencacah plastik yang di tunjukkan pada Gambar 7, Gambar 8, Gambar 9, dan Gambar 10. Kontur hasil pemodelan menunjukkan sisi luar pisau dan sisi mata pisau yang memiliki nilai tegangan tertingginya Pranoto et al., 2020. Hal tersebut dikarenakan daerah mata pisau merupakan daerah yang memiliki ketebalan lebih tipis dari daerah lainnya sehingga tegangan menginisiasikan dari daerah yang paling tipis Kumaran et al., 2020. Gambar 7. Hasil Simulasi tegangan pada variasi beban 5kg/jam Gambar 8. Hasil Simulasi tegangan pada variasi beban 10 kg/jam Gambar 9. Hasil Simulasi tegangan pada variasi beban 20 kg/jam Gambar 10. Hasil Simulasi tegangan pada variasi beban 50 kg/jam Gambar 11 menunjukkan adanya kenaikan nilai tegangan dengan bertambahnya kapasitas mesin pada pisau pencacah plastik. Hasil dari pemodelan didapatkan nilai tegangan maksimum pada variasi pembebanan 5kg/jam, 10 kg/jam, 20 kg/jam dan 50kg/jam secara berturut-turut yaitu 23,379 x 10-3 MPa; 46,759 x 10-3 MPa; 95,518 x 10- JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 49 3 MPa dan 233,79 x 10-3 MPa, sedangkan untuk tegangan minimum yaitu 3,239 x 10-3 MPa; 6,478 x 10-3 MPa; 12,957 x 10-3 MPa dan 32,392 x 10-3 MPa. Hasil pemodelan dengan variasi pembebanan pada pisau pencacah plastik tersebut didapatkan nilai tegangan yang selalu meningkat seiring dengan naiknya kapasitas yang digunakan pada mesin pencacah plastik. Hal tersebut dikarenakan penentuan tegangan memiliki perbandingan yang lurus dengan besaran gaya yang diterima suatu benda Sitepu and Hamzah, 2016. Hal ini juga memperlihatkan nilai Tegangan terbesar pada pembebanan 50kg/jam yaitu dengan nilai 233,79 x 10-3 MPa. Nilai tegangan tersebut masih aman dibawah nilai batas tegangan yang diijinkan pada bahan yang digunakan pada pembuatan mesin pencacah plastik tersebut Djumhariyanto, 2016. Gambar 11. Grafik hasil pemodelan tegangan dengan variasi pembebanan Equivalent Elastic Strain Regangan merupakan salah satu aspek luaran pada model simulasi yang dipengaruhi jenis bahan. Gambar 12, Gambar 13, Gambar 14 dan Gambar 15 menunjukkan hasil dari simulasi model pada pisau pencacah plastik yang telah dilakukan. Variasi pembebanan pada simulasi model tidak mempengaruhi bentuk kontur regangan yang dihasilkan. Nilai regangan terbesar berada di bagian tepi yang dapat menginisiasikan regangan ke seluruh model. Bentuk kontur regangan memiliki kemiripan dengan bentuk kontur tegangan hasil simulasi pemodelan. Hal tersebut dikarenakan distribusi tegangan dan regangan dipengaruhi oleh kondisi pembebanan yang diterapkan pada model simulasi Ramadhan, Mangalla and Samhuddin, 2018. Kesamaan tersebut dapat dibuktikan dengan teoritis dengan persamaan dasar dari hukum hooke pada suatu bahan sebagai berikut Erokhin, Kalachnikov and Kalashnikov, 2018  4 Dimana  merupakan tegangan, E merupakan modulus young’s, dan  merupakan regangan atau sering diberikan simbol . Persamaan tersebut memperlihatkan adanya keterkaitan  dengan  yang memiliki perbandingan yang berkesinambungan. Gambar 12. Hasil Simulasi regangan pada variasi beban 5kg/jam Gambar 13. Hasil Simulasi regangan pada variasi beban 10kg/jam Gambar 14. Hasil Simulasi regangan pada variasi beban 20kg/jam JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 50 Gambar 15. Hasil Simulasi regangan pada variasi beban 50kg/jam Gambar 16. Grafik hasil pemodelan regangan dengan variasi pembebanan Gambar 16 menunjukkan hasil simulasi model pisau pencacah plastik antara regangan dengan variasi beban. Nilai regangan akan naik seiring dengan naiknya pembebanan pada pisau pencacah plastik. Hasil dari pemodelan didapatkan nilai regangan maksimum dengan variasi pembebanan 5kg/jam, 10 kg/jam, 20 kg/jam dan 50kg/jam berturut-turut adalah 1,211 x 10-7m/m; 2,423 x 10-7m/m; 4,845 x 10-7m/m dan 12,114 x 10-7m/m, sedangkan untuk regangan minimum yaitu 0,179 x 10-7m/m; 0,357 x 10-7m/m; 0,715 x 10-7m/m dan 1,767 x 10-7m/m. Nilai regangan terbesar pada simulasi pemodelan yaitu 12,114 x 10-7m/m pada variasi kapasitas 50kg/jam. Total Deformation Deformasi merupakan salah satu luaran dari simulasi model pada pisau pencacah plastik yang diperlukan untuk menentukan model yang digunakan cukup tangguh untuk menahan beban sesuai yang diberikan Wibawa, 2019. Hasil dari simulasi pemodelan terlihat persebaran deformasi berada di bagian tepi model. Gambar 17, Gambar 18, Gambar 19 dan Gambar 19 menunjukkan kontur dari distribusi deformasi pada model pisau pencacah plastik hasil simulasi. Bentuk tersebut menunjukkan ketidak signifikan dari deformasi pada model pisau pencacah plastik sehingga terlihat bahwa pisau tidak akan berubah bentuk geometri setelah menerima beban. Hal tersebut dikarenakan tegangan yang diberikan masih berada di daerah elastis bahan yang digunakan Yin and Xu, 2018. Deformasi menjadi aspek penting dalam analisa ini dikarenakan dapat merubah bentuk komponen sehingga dapat menjadikan pisau menurun secara fungsi kegunaannya Pranoto et al., 2020. Gambar 17. Hasil Simulasi deformasi pada variasi beban 5kg/jam Gambar 18. Hasil Simulasi deformasi pada variasi beban 10kg/jam JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 51 Gambar 19. Hasil Simulasi deformasi pada variasi beban 20kg/jam Gambar 20. Hasil Simulasi deformasi pada variasi beban 50kg/jam Gambar 21. Grafik hasil pemodelan deformasi dengan variasi pembebanan Gambar 21 menunjukkan grafik deformasi dengan variasi pembebanan hasil pemodelan simulasi. Nilai deformasi akan naik seiring dengan kenaikan kapasitas yang diterima dari pisau pencacah plastik. Hasil dari pemodelan didapatkan nilai deformasi dengan variasi pembebanan 5kg/jam, 10 kg/jam, 20 kg/jam dan 50kg/jam berturut-turut adalah 2,028 x 10-10m; 4,056 x 10-10m; 8,113 x 10-10m dan 20,282 x 10-10m, sedangkan untuk deformasi minimum seluruh variasi yaitu 0 m atau tidak terjadi perubahan apapun. Nilai regangan terbesar pada simulasi pemodelan yaitu 20,282 x 10-10m pada variasi kapasitas 50kg/jam. Hasil simulasi pemodelan ketika pisau pencacah plastik diberi beban yang paling tinggi, pisau tidak berubah secara signifikan deformasinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa komponen tidak akan rusak dan dapat diterapkan pada kegunaannya Pratama and Mahardika, 2018. Safety Factor Faktor keamanan atau safety factor merupakan salah satu aspek yang digunakan untuk mengevaluasi agar sebuah perancangan terjamin keamanan dari dimensi yang maksimal. Faktor keamanan dapat ditentukan dengan perbandingan antara tegangan yang diberikan pada desain dengan tegangan luluh pada bahan Wibawa, 2019. Hasil dari simulasi model ditunjukkan pada Gambar 22, Gambar 23, Gambar 24 dan Gambar 25 yang memiliki nilai minium dan maksimum 15. Distribusi hasil simulasi pemodelan menunjukkan bahwa distribusi merata angka keamanan pada seluar daerah atau bagian yang ada pada model pisau mesin pencacah plastik. Hasil angka keamanan tersebut menunjukkan keamanan pada model perancangan pisau mesin pencacah plastik aman dari pembebanan yang diberikan. Keamanan suatu komponen dapat ditunjukkan dengan nilai safety factor yang didapatkan >1 dari tegangan yang bekerja Pranoto et al., 2020. Secara umum nilai faktor keamanan dari penelitian ini sudah memenuhi syarat untuk mampu menahan beban. Gambar 22. Hasil Simulasi angka keamanan pada variasi beban 5kg/jam JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 52 Gambar 23. Hasil Simulasi angka keamanan pada variasi beban 10kg/jam Gambar 24. Hasil Simulasi angka keamanan pada variasi beban 20kg/jam Gambar 25. Hasil Simulasi angka keamanan pada variasi beban 50kg/jam IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pemaparan analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa distribusi tegangan, regangan dan deformasi pada pemodelan pisau mesin pencacah plastik dengan variasi pembebanan pada 5kg/jam, 10kg/jam, 20 kg/jam dan 50 kg/jam mengalami peningkatan disetiap pembebanan yang diberikan. Nilai tegangan, regangan dan deformasi terbesar berada pada pembebanan 50kg/jam sebesar 233,79 x 10-3 MPa; 12,114 x 10-7m/m dan 20,282 x 10-10m. Nilai faktor keamanan setiap variasi pembebanan memiliki nilai 15. Hal tersebut menunjukkan bahwa model perancangan dari pisau mesin pencacah plastik aman digunakan karena nilai faktor keamanannya > 1 dari tegangan yang bekerja pada benda kerja. Model yang sudah dirancang dan bahan HSS 18% dapat direkomendasikan sebagai pisau mesin pencacah plastik. Saran Saran yang diberikan yaitu adanya penelitian selanjutnya dengan desain dan pemilihan badan yang lain agar mengetahui perbandingan dari penggunaan bahan yang digunakan. Selain itu penelitian tentang fatigue life bahan sangat diperlukan untuk mengetahui umur pakai pada perancangan model yang digunakan. V. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, N. D. and Latief, A. E. 2017 Modifikasi Mata Pisau Mesin Pencacah Plastik Tipe Polyethylene’, in Seminar Nasional Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri – XVI, pp. 69–78. Anggraeni, N. D. and Latief, A. E. 2018 Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting’, Jurnal Rekayasa Hijau, 22, pp. 185–190. Djumhariyanto, D. 2016 Analisa Tegangan Poros Roda Mobil Listrik Dengan Metode Elemen Hingga’, J-Proteksion, 11, pp. 8–14. Erokhin, K. M., Kalachnikov, E. S. and Kalashnikov, N. P. 2018 Relation between the Young’s Modulus in Hooke’s Law and the Binding Energy of a Single Atom in Solid’, International Journal of Advanced Research in Physical Science IJARPS, 512, pp. 38–40. Fatimura, M. 2020 Evaluasi Kinerja Reaktor Pirolisis Non Katalis Dalam Mengkonversikan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak’, Jurnal Ilmiah Teknik Kimia, 41, pp. 1–7. Karuniastuti, N. 2013 Bahaya Plastik terhadap JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 53 Kesehatan dan Lingkungan’, Swara Patra Majalah Pusdiklat Migas, 31, pp. 6–14. Kumaran, P. et al. 2020 Design and analysis of shredder machine for e - Waste recycling using CATIA’, IOP Conference Series Materials Science and Engineering, 9931, pp. 0–7. Mulyadi, S. and Hermawan, Y. 2015 Analisa Kegagalan Produk Cutting Disc Mesin Pemotong Krupuk Singkong Dengan Metode Elemen Hingga’, Rotor, 82, pp. 1–9. Nasr, M. F. and Yehia, K. A. 2019 Stress Analysis of a Shredder Blade for Cutting Waste Plastics’, Journal of International Society for Science and Engineering, 11, pp. 9–12. Orhorhoro, E. K., Ikpeand, A. E. and Tamuno, R. I. 2016 Performance Analysis of Locally Design Plastic Crushing Machine for Domestic and Industrial Use in Nigeria’, EJERS, European Journal of Engineering Research and Science, 12, pp. 26–30. Pranoto, S. H. et al. 2020 Desain dan Analisis Mata Pisau Pencacah Untuk Pengolahan Sampah Plastik Menggunakan Finite Element Analysis’, Infotekmesin, 112, pp. 147–152. Pratama, J. and Mahardika, M. 2018 Finite element analysis to determine the stress distribution, displacement and safety factor on a microplate for the fractured jaw case’, AIP Conference Proceedings, 1941, pp. 1–7. Ramadhan, M. S., Mangalla, L. K. and Samhuddin 2018 Perancangan Dan Simulasi Frame Mobil Gokart’, ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin PERANCANGAN, 32, pp. 1–10. Reddy, S. and Raju, T. 2018 Design and Development of mini plastic shredder machine’, in IOP Conference Series Materials Science and Engineering, pp. 1–6. Rusdiyana, L. et al. 2016 Desain dan analisa pisau penghancur bonggol jagung sebagai bahan pakan ternak’, Jurnal Energi Dan Manufaktur, 91, pp. 49–53. Sitepu, G. and Hamzah 2016 Analisis Kekuatan Struktur “ Tank Deck ” Kapal LCT AT 117 M TNI AL’, Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan, 141, pp. 39–48. Syamsiro, M., Hadiyanto, A. N. and Mufrodi, Z. 2016 Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Sebagai Bahan Baku Mesin Pirolisis Skala Komunal’, Jurnal Mekanika dan Sistem Termal JMST, 12, pp. 43–48. Wibawa, L. A. N. 2019 Desain dan Analisis Tegangan Alat Pengangkat Roket Kapasitas 10 Ton Menggunakan Metode Elemen Hingga’, Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur JETM, 201, pp. 23–26. Widjanarko 2015 Pemilihan Pisau Potong Mesin Perajang Limbah Plastik Dengan Metode Quality Function Deployment Qfd Dan Value Engineering Ve Sebagai Alternatif Peningkatan Taraf Hidup’, Rotor, 8April. Yepes, C. P., Pelegrina, R. M. A. and Pertuz, M. G. J. 2018 Analysis by means of the finite element method of the blades of a PET shredder machine with variation of material and geometry’, Contemporary Engineering Sciences, 1183, pp. 4113–4120. Yetri, Y., Sawir, H. and Hidayati, R. 2016 Rancang Bangun Mesin Pencacah Sampah Dan Limbah Plastik’, in Seminar Nasional pengabdian kepada masyarakat, p. 375385. Yin, Z. and Xu, L. 2018 Finite element analysis and optimization design of paper cutter cutting blade based on ANSYS’, in Proceedings International Conference on Robots and Intelligent System, pp. 475–478. ... Hasil simulasi pemodelan static structur terlihat pada Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8 dan Gambar 9. Hasil gambar tersebut menunjukkan sebaran deformasi terlihat pada bagian sisi bawah ke arah atas allen key. Distribusi pola kontur tersebut menunjukkan tidak signifikan deformasi pada pemodelan allen key sehingga bentuk geometri tidak mengalami perubahan bentuk setelah menerima pembebanan yang diberikan [12]. Hal tersebut mengartikan tegangan yang diberikan masih berada di area elastis bahan, selain itu deformasi menjadi aspek terpenting ketika melakukan analisa hal ini dikarenakan dapat merubah bentuk dan menurunkan kegunaan dari allen key [12]- [14]. ...... Distribusi pola kontur tersebut menunjukkan tidak signifikan deformasi pada pemodelan allen key sehingga bentuk geometri tidak mengalami perubahan bentuk setelah menerima pembebanan yang diberikan [12]. Hal tersebut mengartikan tegangan yang diberikan masih berada di area elastis bahan, selain itu deformasi menjadi aspek terpenting ketika melakukan analisa hal ini dikarenakan dapat merubah bentuk dan menurunkan kegunaan dari allen key [12]- [14]. N, 175N, 225N, 275N, dan 325N diperoleh nilai deformasi maximum berturut-turut sebesar 3,4283 mm, 4,7996mm, 6,1709mm, 7,5422mm, dan 8,9135mm. ...... Salah satu aspek luaran yang dihasilkan dari simulasi pemodelan static structure pada allen key adalah regangan, selain itu jenis bahan yang digunakan juga akan berpengaruh terhadap hasil regangannya [12]. Gambar 10, Gambar 11, Gambar 12, Gambar 13, dan Gambar 14 menunjukkan hasil simulasi pemodelan tidak berpengaruh hasil dari bentuk kontur regangan. ...Allen key merupakan alat bantu untuk mengencangkan, melonggarkan dan melepas baut bekepala segi enam. Alat bantu harus mampu menahan beban dan menahan kontak. Simulasi pemodelan allen key dilakukan untuk mengetahui pengaruh deformasi dan angka keamanan dari sebuah desain. Software ANSYS membantu untuk menganalisis pemodelan. Parameter deformasi, regangan, tegangan mengalami kenaikan disetiap variasi pembebanan dengan nilai terbesar pada variasi beban 325N nilai deformasi sekitar 8,9135mm, Regangan sebesar 2,2 x 10-3mm, tegangannya sebesar 4,54 x 102Mpa. Angka keamanan setiap variasi pembebanan adalah 15, nilai tersebut menunjukkan desain, variasi yang diberikan dan jenis material aman untuk digunakan sampai pembebanan paper presents a procedure for static stress analysis of a given shredder blade with three cutting edges used for cutting Polyethylene Terephthalate PET waste plastics. Solid Works was used for generating the blade geometry and shape. This procedure gives detailed steps for calculating the distributed applied cutting forces at the edge of the blade. The blade material is selected to be low carbon steel with known physical and mechanical properties. Finite Element Analysis with ANSYS is then implemented for calculating the induced stresses and strains throughout the blade structure. The 3D modeling of the blade was imported to the ANSYS. Finite element –type “SOLID 185” was implemented for the present stress analysis. Meshing of the 3D model has been implemented with smart mesh density level 3 It was found from attained results that the maximum stress resulting from the applied cutting forces is well below the allowable stress of the blade material Lasinta Ari Nendra WibawaThis study examines the design and stress analysis of a 10-ton capacity rocket lifting device using the finite element method. The material used is Aluminum alloy 7075. Finite element analysis is done numerically by using Autodesk Inventor Professional 2017 software. The simulation results show that the structure of the rocket lift has Von Mises stress, deformation, mass, and safety factors of MPa, mm, kg, and Ejiroghene Kelly OrhorhoroThis paper is focused on the performance analysis of locally design plastic crushing machine for domestic and industrial use in Nigeria. A plastic crushing machine designed and fabricated from locally sourced materials were used to crushed plastic materials mainly to reduced plastic wastes dumped across Nigeria cities. Performance analysis was carried out on the plastic crushing machine and the efficiency was calculated as while the average machine through put capacity was determined as considering the results obtained, the plastic crushing machine was efficient enough to be use domestically and and fabrication of plastic shredding machine has been conducted to supply the feedstock for pyrolysis of waste plastics to produce liquid oil. The machine has a capacity of 20-30 kg/h depending on the plastic type and thickness. We propose the integrated system for pyrolysis of waste plastics in small or medium scale which utilize our product as a source of energy for pyrolysis and shredding machine. The gaseous and solid products can be used for pyrolysis while the liquid oil will be used for powering the shredding machine. The excess liquid oil can be used as a fuel for household and small enterprise by employing pressurized cooking stove. The preliminary test shows that the shredding machine can be used for crushing PET bottle smoothly with the capacity of 14 kg/h. The capacity can be increased by adding the material input and by employing water to push the shredded plastic flowing and analysis of shredder machine for e -Waste recycling using CATIAP KumaranKumaran, P. et al. 2020 'Design and analysis of shredder machine for e -Waste recycling using CATIA', IOP Conference Series Materials Science and Engineering, 9931, pp. element analysis to determine the stress distribution, displacement and safety factor on a microplate for the fractured jaw caseJ PratamaM MahardikaPratama, J. and Mahardika, M. 2018 'Finite element analysis to determine the stress distribution, displacement and safety factor on a microplate for the fractured jaw case', AIP Conference Proceedings, 1941, pp. Dan Simulasi Frame Mobil GokartM S RamadhanL K MangallaSamhuddinRamadhan, M. S., Mangalla, L. K. and Samhuddin 2018 'Perancangan Dan Simulasi Frame Mobil Gokart', ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin PERANCANGAN, 32, pp. 1-10. ArticlePDF AvailableAbstractSalah satu komponen utama mesin pencacah sampah plastik adalah mata pisau. Pada manufaktur lokal, proses desain, pemilihan material dan perlakuan panas pada pembuatan mata pisau sering diabaikan, padahal kriteria tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil dan kapasitas cacahan serta umur pakai dari mata pisau. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian ini untuk memperoleh tahapan proses pembuatan mata pisau yang menghasilkan pisau dengan kriteria keras, tangguh, tahan terhadap aus dan korosi. Untuk menghasilkan mata pisau yang tajam dan keras, mata pisau harus dirancang dengan sudut yang sesuai sehingga memiliki gaya pemakanan yang kecil serta pemilihan material yang memiliki hardenability baik seperti material baja perkakas jenis AISI D2. Dimensi pisau dirancang dengan ukuran 13x 95x240 mm untuk pisau statis dan 13x45x240 mm untuk pisau dinamis serta sudut mata pisau sebesar 35o. Pada penelitian ini, tahapan pembuatan mata pisau diawali dengan proses pemotongan material, proses milling untuk memperoleh dimensi yang diinginkan, pembuatan sudut mata pisau, pembuatan slot dan lubang, proses perlakuan panas, dan yang terakhir adalah proses finishing. Dari proses perlakuan panas, diperoleh kekerasan mata pisau sebesar 710 HV. Proses ini dapat meningkatkan kekerasan material lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan material tanpa proses perlakuan panas 296 HV. Proses finishing yang dilakukan adalah proses grinding yang bertujuan untuk memperoleh ketajaman sudut pisau serta tampilan dekoratif yang baik. Dari beberapa tahapan proses yang telah dilakukan, diperoleh produk mata pisau yang memiliki kriteria yang siap digunakan sebagai mata pisau pencacah sampah plastik. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. e-ISSN 2686-3545 p-ISSN 2656-6664 Research Paper Vol 3, No 1, Tahun 2021 Pembuatan Mata Pisau Mesin Pencacah Sampah Plastik dengan Material AISI D2 yang Dikeraskan Setiani Ibrahim1 Megarini Hersaputri1 Vici Inouki Panjaitan1 1 Program Studi Teknologi Pengelasan dan Fabrikasi, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sains Bandung Email Abstrak Salah satu komponen utama mesin pencacah sampah plastik adalah mata pisau. Pada manufaktur lokal, proses desain, pemilihan material dan perlakuan panas pada pembuatan mata pisau sering diabaikan, padahal kriteria tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil dan kapasitas cacahan serta umur pakai dari mata pisau. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian ini untuk memperoleh tahapan proses pembuatan mata pisau yang menghasilkan pisau dengan kriteria keras, tangguh, tahan terhadap aus dan korosi. Untuk menghasilkan mata pisau yang tajam dan keras, mata pisau harus dirancang dengan sudut yang sesuai sehingga memiliki gaya pemakanan yang kecil serta pemilihan material yang memiliki hardenability baik seperti material baja perkakas jenis AISI D2. Dimensi pisau dirancang dengan ukuran 13x 95x240 mm untuk pisau statis dan 13x45x240 mm untuk pisau dinamis serta sudut mata pisau sebesar 35o. Pada penelitian ini, tahapan pembuatan mata pisau diawali dengan proses pemotongan material, proses milling untuk memperoleh dimensi yang diinginkan, pembuatan sudut mata pisau, pembuatan slot dan lubang, proses perlakuan panas, dan yang terakhir adalah proses finishing. Dari proses perlakuan panas, diperoleh kekerasan mata pisau sebesar 710 HV. Proses ini dapat meningkatkan kekerasan material lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan material tanpa proses perlakuan panas 296 HV. Proses finishing yang dilakukan adalah proses grinding yang bertujuan untuk memperoleh ketajaman sudut pisau serta tampilan dekoratif yang baik. Dari beberapa tahapan proses yang telah dilakukan, diperoleh produk mata pisau yang memiliki kriteria yang siap digunakan sebagai mata pisau pencacah sampah plastik. Kata kunci Pisau Pencacah, AISI D2 , Machining, Perlakuan Panas e-ISSN 2686-3545 p-ISSN 2656-6664 Research Paper Vol 3, No 1, Tahun 2021 1 Pendahuluan Pemanfaataan sampah plastik untuk didaur ulang sangat penting sebagai upaya penanggulangan sampah plastik yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Teknologi penanggulangan sampah yang telah dikembangkan salah satunya adalah EDP environmentally Degredable Polymeric Materials yaitu dengan menambahkan bahan tertentu ke dalam bahan baku pembuatan plastik yang bertujuan untuk mendegradasi dan memiliki sifat mampu urai Winursito, 2014. Penanggulangan pada sampah yang tidak mampu urai dilakukan dengan proses recycle daur ulang. Proses daur ulang sampah yang tidak dapat diurai dilakukan dengan metode melting dan peletisasi yang diawali dengan tahap pemilahan, pencacahan, pelelehan, penyaringan dan peletisasi ITSN. Tahap awal proses pemilahan dan pencacahan dapat dilakukan dalam skala kecil, oleh karena itu pembuatan mesin pencacah sampah plastik diharapkah dapat membantu proses pencacahan sampah serta meningkatkan nilai ekonomi dari sampah yang sudah dicacah pada industri pegolahan sampah dalam skala kecil Komponen terpenting pada mesin pencacah plastik salah satunya adalah mata pisau. Pemilihan material pisau dan proses perlakuan panas pada pisau merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guna memperoleh kualitas pisau yang baik dan umur pakai yang panjang. Material yang digunakan untuk mata pisau sebagian besar adalah jenis baja karbon, antara lain JIS S45C, JIS G3101/SS400 Ahmad dkk, 2018 dan JIS S30C Nuha & Alfan, 2017, tetapi jenis material yang lebih tepat untuk digunakan sebagai mata pisau adalah jenis baja perkakas, seperti AISI D2 yang kemudian dilakukan proses perlakuan panas sehingga diperoleh nilai kekerasan yang lebih tinggi yang akan memberikan ketahanan terhadap aus Setiani, 2019. Selain pemilihan material dan proses perlakuan panas yang tepat, desain pisau serta pemilihan sudut pisau juga merupakan parameter penting. Sudut ideal mata pisau adalah antara 350 – 450, semakin kecil sudut mata pisau maka pisau akan semakin tajam, sehingga gaya yang digunakan untuk memotong plastik menjadi semakin kecil Nuha & Alfan, 2017. Proses pembuatan pisau dimulai dengan pemilihan material pisau kemudian dilanjutkan dengan proses pemotongan sesuai dengan dimensi yang dibutuhkan kemudian dilakukan proses permesinan, proses perlakuan panas dan tahap finishing. 2 Metodologi Metodologi yang dilakukan pada tahap awal adalah pengumpulan data mengenai desain dan kriteria mata pisau pencacah sampah plastik, kemudian dilakukan pemilihan material yang tepat untuk mata pisau sesuai desain dan kriteria yang telah dibuat. Proses pembuatan mata pisau terdiri dari proses pemotongan dan permesinan untuk memperoleh dimensi yang sesuai dengan desain. Material pisau dipotong menggunakan bandsaw, kemudian dilanjutkan dengan proses milling untuk memperoleh sudut pisau, lubang dan slot. Tahapan terpenting pada pembuatan pisau adalah tahap proses perlakuan panas, Pisau yang sudah selesai di machining kemudian dilakukan proses hardening, dengan memanaskan benda kerja dan mendinginkannya pada media udara, setelah mencapai temperatur kamar kemudian dilakukan proses tempering. Pada tahap ini kriteria pisau yang tajam, keras, tangguh, tahan terhadap korosi dan tahan aus diperoleh. Proses pengujian kekerasan merupakan proses pengujian yang dilakukan setelah proses hardening selesai, karena tujuan dari proses hardening adalah untuk memperoleh peningkatan nilai kekerasan pada seluruh bagian dari mata pisau. Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui peningkatan nilai kekerasan pada mata pisau sebelum dan setelah proses hardening tersebut . Tahap akhir pada pembuatan mata pisau adalah proses grinding untuk memperoleh dimensi yang presisi sesuai dengan desain dan memperoleh ketajaman sesuai kriteria 3 Data dan Pembahasan Desain Mata Pisau Pisau pencacah yang dibuat memiliki desain yang sederhana, terdiri dari 2 buah mata pisau statis diam dan 3 buah mata pisau dinamis gerak. Pisau tersebut digunakan pada mesin pencacah plastik sistem crusher yang bekerja dengan cara e-ISSN 2686-3545 p-ISSN 2656-6664 Research Paper Vol 3, No 1, Tahun 2021 merusak struktur plastik sehingga diperoleh hasil cacahan dalam bentuk serpihan kecil. Pisau statis ditempatkan di kanan dan kiri pada rangka dudukan pisau dan pisau dinamis dipasang pada poros. Pisau statis dapat digeser karena terdapat slot untuk menyesesuaikan posisi pisau sesuai dengan ketebalan plastik yang akan dicacah sedangkan pisau dinamis dipasang permanen. Gambar 1. Mesin pencacah plastik crusher Mata pisau statis diam berukuran 13 x 95 x 240 mm dengan sudut pisau 350 dan 2 buah slot dengan diameter 12 mm sepanjang 50 mm yang dipasang menggunakan baut untuk mengatur posisi pisau pada rangka dudukan sehingga dapat disesuaikan dengan cara di maju atau mundur kan sesuai dengan ketebalan plastik yang akan dicacah, sedangkan mata pisau dinamis gerak berukuran 13 x 45 x 240 mm, dengan sudut 350 dengan 2 buah lubang berdiameter 12 mm yang berfungsi untuk memasangkan mata pisau pada poros dengan baut. Gambar 2. Desain pisau statis Gambar 3. Desain pisau dinamis Material Pisau Material pisau yang digunakan sebagai pencacah harus memiliki kriteria sebagai berikut; tajam, memiliki nilai kekerasan yang tinggi, tangguh, tahan terhadap korosi dan tahan aus. Baja perkakas merupakan material yang tepat sebagai bahan baku mata pisau, dari beberapa jenis baja perkakas yang tersedia di pasaran, baja perkakas jenis AISI D2 merupakan jenis baja perkakas dengan hardenability yang tinggi sehingga material tersebut banyak digunakan sebagai bahan baku pisau. Baja perkakas AISI D2 merupakan Cold-Work Tool Steel, baja tersebut dapat dikeraskan dengan proses perlakuan panas karena memiliki kadar karbon antara 1 – 1,4 % yang cukup untuk mentriger terbentuknya martensit dan karbida. Unsur-unsur lain pada baja perkakas AISI D2 seperti Mn mampu meningkatkan ketahanan terhadap aus, serta Mo dan V yang memberikan peranan penting pada pembentukan karbida sehingga nilai kekerasannya bisa meningkat. Unsur tertinggi pada baja perkakas AISI D2 adalah Cr yaitu antara 11-12%, unsur tersebut mampu memberikan ketahanan terhadap aus karena membentuk karbida dan korosi yang baik Totten, 2006. Proses Pembuatan Pisau Proses Pemotongan Tahapan pertama pada proses pembuatan mata pisau pencacah adalah proses pemotongan. Material AISI D2 dipotong sesuai ukuran panjang dan lebar nya dengan diberikan kelebihan ukuran sebesar 3 mm pada pisau statis dan pisau dinamis. Proses pemotongan menggunakan mesin gerjagi jenis bandsaw Proses Pemesinan Setalah dilakukan proses pemotongan pada material pisau, tahap selanjutnya adalah proses permesinan yang dimulai dengan proses milling yaitu proses pengurangan permukaan material mata pisau untuk memperoleh ukuran tebal, panjang dan lebar sesuai desain. Tahap selanjutnya adalah proses pembuatan sudut sebesar 350 untuk semua mata pisau dan tahap permesinan terakhir adalah proses pembuatan slot pada mata pisau statis sebanyak 3 buah e-ISSN 2686-3545 p-ISSN 2656-6664 Research Paper Vol 3, No 1, Tahun 2021 dengan diameter 12 mm sepanjang 50 mm dan pembuatan lubang sebanyak 2 buah berdiameter 12 mm pada mata pisau dinamis. Proses Perlakuan Panas Proses perlakuan panas pada mata pisau pencacah diawali dengan pemanasan mata pisau dengan laju pemanasan sebesar 50C per menit hingga mencapai temperatur pre heat 1 yaitu 6500C dengan lama penahanan pada temperatur tersebut selama 30 menit, kemudian dipanaskan kembali sampai temperatur pre heat 2 yaitu 8500C dengan lama penahanan selama 30 menit dan dilanjutkan pemanasannya sampai temperatur austenisasinya yaitu 10300C kemudian diikuti dengan proses pendinginan pada media udara. Setelah proses pendinginan mencapai temperatur kamar dilanjutkan sesegera mungkin ke proses tempering untuk menghindari terjadinya cracking, proses tempering dilakukan sebanyak dua kali, dengan temperature dan waktu penahanan yang sama yaitu pada temperatur 2000C dan lama penahanan selama 120 menit Tabel 1. Parameter proses perlakuan panas Parameter Proses Perlakuan Panas AISI D2 4. Lama Penahanan Pre Heat 1 6. Lama Penahanan Pre Heat 2 7. Temperatur Austenisasi 8. Lama Penahanan Austenisasi 10. Temperatur Temper Pertama 11. Lama Penahanan Temper Pertama 12. Temperatur Temper Kedua 13. Lama Penahanan Temper Kedua Gambar 4 Kurva proses perlakuan panas AISI D2 Pengujian kekerasan yang dilakukan untuk mengetahui nilai kekerasan pada mata pisau sebelum dilakukan proses perlakuan panas dan setelah proses perlakuan panas adalah pengujian kekerasan micro-vickers kelebihan dari pengujian micro-vickers adalah jejak indentasi yang kecil sehingga dapat mengidentifikasi kekerasan dengan akurat ASTM E384, 2007, pengujian dilakukan sebanyak 7 titik pada sepanjang mata pisau dengan jarak 1 mm untuk menghindari daerah yang terkena strain hardening dari bekas indentasi sebelumnya. Nilai kekerasan sebelum dilakukan proses perlakuan panas as-received adalah 296 HV dan nilai kekerasan setelah proses perlakuan panas treated adalah 710 HV, terjadi peningkatan nilai kekerasan yang signifikan setelah proses perlakuan panas, dengan demikian kriteria mata pisau bisa dicapai Tabel 2. Nilai kekerasan Micro Vickers as-received Tabel 3. Nilai kekerasan Micro Vickers treated Proses Grinding Proses grinding merupakan tahapan akhir pada proses pembuatan mata pisau yang merupakan proses pengolahan permukaan mata pisau hingga memperoleh dimensi yang presisi sesuai desain dan untuk memperoleh ketajaman dengan sudut pisau 350 sesuai kriteria, menggunakan mesin grinding permukaan surface grinding dengan partikel abrasif. e-ISSN 2686-3545 p-ISSN 2656-6664 Research Paper Vol 3, No 1, Tahun 2021 Gambar 5. Mata pisau statis pencacah sampah plastik Gambar 6. Mata pisau dinamis pencacah sampah plastik 4 Kesimpulan dan Saran Tahapan proses permesinan pada mata pisau pencacah adalah proses pemotongan, proses milling, pembuatan sudut, pembuatan lubang, proses perlakuan panas dan proses grinding. Pada proses perlakuan panas, mata pisau pencacah mengalami peningkatan nilai kekerasan, yaitu 710 HV dibandingkan dengan mata pisau sebelum dilakukan proses perlakuan panas 296 HV, dengan demikian mata pisau tersebut telah sesuai dengan kriteria mata pisau pencacah sampah plastik yang keras, tangguh dan tahan terhadap aus dan korosi. Diperlukan pengujian mata pisau untuk mengetahui ukuran dan kapasitas hasil cacahan sampah plastik. Referensi I, Winursito Perkembangan dan evaluasi terjadinya degradasi pada plastik oxo-degradable, Prosiding seminar kulit, karet dan plastik 2014 Sistem pengumpulan sampah plastik terintegrasi dengan pendekatan ergonomic guna meningkatkan peran serta masyarakat, Teknik Industri ITSN K, Ahmad., J, A, Aam., Wahyu Hubungan diameter mata pisau dan ring terhadap hasil cacahan mesin pencacah gelas plastik 220 mL dengan metode VDI 2221, UNJ 2018 A, D, Nuha., L, E, ALfan Modifikasi Mata Pisau Mesin Pencacah Plastik Tipe Polyethylene Seminar Nasional – XVI ISSN 1693-3168 Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus ITENAS 2017 I, Setiani Kajian perbandingan komposisi kimia, sifat mekanik dan ketahanan aus terhadap baja perkakas AISI D2 pada aplikasi DIES 2019 G, E, Totten Steel heat treatment, Taylor and francis 2006 ASTM Micro Vickers, ASM International 2007 K, Singh., R, K, Kartikhar., S, G, Sapate Microstructure evolution and abrasive wear behaviour of D2 steel, J Wear 2015 ... Dengan media quenching udara dan tempering pada suhu 200 °C kekerasan yang diperoleh sebesar 710 HVN. Akan tetapi, dengan media quenching udara maka waktu pendinginannya tergolong lambat [7]. Penelitian selanjutnya pada baja perkakas SKD 11 dilakukan dengan metode hardeningtemperingnitriding. ...Naufal Hanif Fadhlurrohman AzizSulistyono SulistyonoHeat treatment is a process of renewing the metal structure by heating the specimen to a temperature below the melting point and a certain time, which is then cooled in a cooling medium to change the physical and mechanical properties. This study aims to determine the effect of quenching media and tempering temperature on the hardness value of DC 11 steel. This study used an experimental method with hardening at 990 °C and a holding time of 30 minutes with quenching media with SAE 10W-30 oil and NaCl solution. %. After that, tempering was carried out at 250 °C, 350 °C, and 450 °C with a holding time of 2 hours. Then, the specimens were tested for hardness using the Rockwell method. Based on the results of the study, it was found that the effect with the highest hardness value was found in the quenching media with NaCl solution and a tempering temperature of 250 °C of HRC. The conclusion obtained is that the higher the tempering temperature, the lower the hardness has not been able to resolve any references for this publication.

bentuk pisau pencacah plastik